Senin, 22 September 2014

Kaleng Roti (Blek) Bekas Sebagai Wajan Irit Minyak Goreng



KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT. Tuhan yang maha Pnegasih, atas limpahan rahmat, hidayah_Nya penulisan karya tulis ini sapat diselesaikan dengan baik walaupun banyak hambatan san rintangan dalam penyelesaiannya.
Karya Tulis Ilmiah ini ditulis secara formal dalam rangka mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah ( LKTI ) pelajar SMA / SMK tingkat Nasionalyng diadakan oleh Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung Semarang ( UNISSULA ). Tetapi dibalik itu semua, penulisan ini tentunya diharapkan dapat mngungkapkan bagaimana cara  pemanfaatan teknologi dari kaleng roti ( Blek ) bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan yang irit, efektif dan efisien, bagi masyarakat di Indonesia.
Dalam  penulisan penelitian Karya Tulis Ilmiah ini, penulis bayak mendapatkan bantuan, bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yag telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Ilmiah ini masih jauh sari sempurna. Demi tercapainya kesempurnaan tulisan ini, maka kritik saran yang konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pengembangan dan penerapan ilmu Pengetahuan dan teknologi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, melalui upaya penciptaan alat alternatif.
Sragen…………..Mei 2O14
                                                                Penulis






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………….ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………............iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………...iv
ABTRAKSI ………………………………………………………………..v
BAB I        PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH ……………………..1
B.     IDENTIFIKASI MASALAH ……………………............1
C.    RUMUSAN MASALAH ………………………………...2
D.    TUJUAN PENULISAN …………………………............2
E.     MANFAAT PENULISAN ………………………............2
BAB II       TINJAUAN PUSTAKA
A.    MANFAAK KALENG ROTI  ( BLEK ) BEKAS...........3
B.     KALENG ROTI ( BLEK ) BEKAS SEBAGAI ALAT PENGGANTI PENGGORENGAN, HINDARI KOLESTEROL…………………………………………..4
C.    HEMAT ENERGI HEMAT BIAYA …………………...5
D.    HIPOTESIS……………………………………………….6
BAB III     METODE PENULISAN
A.    WAKTU DAN EMPAT PENULISAN …………………7
B.     TEKNIK PENGUMPULAN DATA ……………………7
BAB IV     PEMBAHASAN
A.    KALENG ROTI ( BLEK ) BEKAS DAPAT SEBAGAI ALAT PENGGANTI TEMPAT PENGGORENGAN  ..8
B.     DESAIN KALENG ROTI ( BLEK ) BEKAS SEBAGAI ALAT PENGGORENGAN ……………………………..9
C.    ANALISIS PENGHEMATAN DENGAN MENGGUNAKAN KALENG ROTI ( BLEK ) BEKAS SEBAGAI ALAT PENGGANTI TEMPAT PENGORENGAN ………………………………………15

BAB V       PENUTUP
A.    KESIMPULAN …………………………………………18
B.     SARAN ………………………………………………….18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN





ABSTRAKSI

Karya tulis Ilmiah ini berjudul “Kaleng Roti ( Blek ) Bekas Irit Minyak Goreng”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat blek bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan yang irit san keuntungan secara ekonomis bila masyarakat menggunakan blek bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan.
Berdasarkan tujuan tersebut dapat diterik kesimpulan sementara : kaleng roti ( blek ) bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan irit minyak goreng. Tercipta desain blek bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan irit minyak goreng dan adanya penghematan yang dihasilkan jika masyarakat menggunakan alat pengganti tempat penggorengan.
Dalam penggumpulan data ini menggunakan metode observasi obyek, eksperimen, wawancara dan study pustaka data-data yang didapat tentang manfaat blek bekas dan penghematan secara ekonomis dilakukan dengan metode tersebut sehingga data yang ada merupakan realitas di lapangan
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa blek bekas kaleng roti dapat digunakan sebagai pengganti tempat penggorengan, dapat tercipta desain blek bekas sebagai alat pengganti penggorengan dan adanya penghematan secara ekonomis bila masyarakat menggunakan blek bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan sebesar 84 %
Saran kepada pemerintah dan masyarakat dari penulis adalah hendaknya dapat memanfaatkan blek bekas sebagai alat   penggorengan dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.






BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BALAKANG MASALAH
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) mempengaruhi perubahan –perubahan dalam berbagai sector kehidupan, sehingga diperlukan berbagai upaya-upaya pembaharuan dalam rangka mendekati sturktur yang lebih cepat dan naiknya harga bahan-bahan rumah tangga khususnya minyak goreng.
Oleh kerena itu kami selaku penulis ingin memanfaatkan dan membandingkan penghematan yang dihasilkan jika masyarakat menggunakan alternative kaleng roti ( blek ) bekas untuk menggoreng.
Secara garis besar maka penulisan karya tulis ini dileterbelakangi oleh hal – hal sebagai berikut :
1.             Adanya kaleng roti ( blek ) bekas di hampir setiap   rumah yang ada.
2.             Adanya manfaat kaleng roti  ( blek ) bekas yang tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.
3.             Adanya kenaikan harga minyak goreng yang semakin melambung tinggi.
4.             Perlu adanya alternative tepat guna yang sederhana untuk memanfaatkan kaleng roti ( blek ) bekas secara efektif dan efisien guna memenuhi kebutuhan masyarakat.
5.             Mencari dan menciptakan energi alternative yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi bagi masyarakat bawah.
B.     IDENTIFIKASI MASALAH
a.             Manfaat kaleng roti ( blek ) bekas dalam skala kecil.
b.             Mendesain alat penggorengan yang irit minyak goreng dengan alat yang sederhana.
c.              Menghitung  penghematan yang dihasilkan kaleng roti ( blek ) bekas irit minyak goreng
C.    RUMUSAN MASALAH
a.       Apakah kaleng roti ( blek ) bekas dapat sebagai alat pengganti tempat penggorengan?
b.      Bagaimana desain kaleng roti ( blek ) bekas sebagai alat penggorengan irit minak?
c.       Berapa penghematan yang dihasilkan jika masyarakat menggunakan tempat penggorengan irit minyak dari kaleng roti ( blek ) bekas ?

D.    TUJUAN PENULISAN
a.       Untuk mengetahui apakah kaleng roti ( blek ) bekas dapat digunakan sebagai alat pengganti tempat  penggorengan.
b.      Untuk mengetahui bagai mana desain kaleng roti ( blek ) bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan.
c.       Untuk mengetahui berapa penghematan yang dihasilkan jika masyarakat menggunakan alat pengganti tempat penggorengan irit minyak dari kaleng roti ( blek ) bekas.


E.     MANFAAT PENULISAN
a.       Mengetahui apakah kaleng roti ( blek ) bekas dapat digunakan sebagai alat pengganti tempat  penggorengan
b.      Mengetahui bagai mana desain kaleng roti ( blek ) bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan
c.       Mengetahui berapa penghematan yang dihasilkan jika masyarakat menggunakan alat pengganti tempat penggorengan irit minyak dari kaleng roti ( blek ) bekas




BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA

A.           MANFAAT KALENG ROTI  ( BLEK ) BEKAS
Kaleng roti ( blek ) bekas pada hakikatnya adalah limbah anorganik yang sebagian masyarakat tidak digunakan lagi, dan biasanya oleh sebagian besar masyarakat digunakan untuk tempat gula, the, garam, krupuk san lain-lain. Pemanfaatan tersebut merupakan pemanfaatan tanpa pengolahan yang obtimal.
Selain itu, bagi masyarakat yang tak memanfaatkan blek bekas tersebut, langsung dapat dibuang di tempat sampah bahkan di sekolah-sekolah. Hal itu dapat menjadi sarang-sarang nyamuk semakin merajalela, karena di samping bahanya dari seng dan dilapisi almunium memungkinkan air yang masuk ke dalam blek bekas dapat menampung air.
Menurut pendapat pak Minto, salah satu penduduk di Taraman, 2008 adalah sebagai berikut : “kaleng roti ( blek ) yang pada hekekatnya hanya limbah ternyata dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Dan dapat  pula sebagai sumber  penghasilan sebagai pemulung. Maka dari itu pemanfaatan blek bekas layak untuk difikirkan, lebih-lebih di era teknologi seperti sekarang ini.”
Selain pendapat pek Minto ada juga pendapat yang dikemukakan Sugiyem, salah satu penduduk di Baturono, 2008 sebagai berikut :” Salah satu upaya pemanfaatan blek bekas yang telah banyak adalah dimanfaatkan untuk didaur ulang menjadi blek yang baru lagi.”
Dari dua pendapat di atas dapat disampaikan bahwa sebenarnya manfaat di atas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya manfaat blek bekas tersebut sangat besar, hal itu tinggal bagaimana cara kita mengolahnya.

B.            KALENG ROTI ( BLEK ) BEKAS SEBAGAI ALAT PENGGANTI PENGGORENGAN, HINDARI KOLESTEROL
Prinsip dasar alat penggorengan adalah memanfaatkan blek bekas menjadi alat penggorengan yang efektif dan efisien, yang dapat digunakan masyarakat.
Pada prinsipnya blek bekas terbuat dari seng dilapisi almunium. Seng memungkinkan tahan panas dan tahan air sedang almunium memungkinkan untukmenghindari proses pengkaratan. Adapun sifat almunium yaitu : almunium merupakan lagoam yang berwarna putih dan mengkilat, ringan, relative lunak dan ulet, sukar berkarat dan mempunyai massa jenis yang relative rendah. Bila ditinjau dari potensial elektodanya almunium merupakan logam yang mudah berkarat dan reduktor yang kuat, akan tetapi pada kenyataanya reaksi almunium dalam larutan asam sangat lamban, hal ini disebabkan adanya lapisan oksida almunium yang me;indungi logamnya.
Adapun sifat-sifat almunium antara lain sebagai berikut :
1.             Sifat logam almunium yang ringan, ulet, dan kuat serta tahan karat dimanfaatkan untuk peralatan konstruksi, misalnya untuk kerangka kendaraan, pesawat terbang, kontruksi rumah, peralatan rumah tangga dan lain sebagainya.
2.             Daya hantar yang baik serta kuat dan ulet, menyebabkan logam almunium digunakan sebagai kawat listrik tegangan tinggi.
3.             Sifatnya yang tahan karat, mudah dibentuk, dan kuat dimanfaatkan untuk membuat kaleng, kertas pembungkus dan peralatan dapur.
Untuk alat penggoreng biasanya adalah wajan. Bahan yang digunakan adalah yang dari alumni, tembaga, atau lain sebagainya.
Pada blek bekas biasanya dibuat dari seng yang dilapisi almunium sehingga tidak cepat berkarat. Jika blek tersebut sering digunakan untuk mengoreng, prosesperkaratanpun semakin lama. Hal tersebut membuat makanan tidak tercemar karena perkaratan, sehingga makanan tersebut aman dikonsumsi masyarakat. Apabila yang menderita sakit, dilarang makan makanan yang mengandung minyak atau kolesterol. Makanan yang digoreng dengan mengunakan alat dari blek tersebut tidak banyak mengandung minyak. Karena proses pengorengannya diputar secara merata dan mengunakan sedikit minyak, sehingga makanan tersebut mengandung sedikit minyak, hal itu dapat menghindari kolesterol.
Dari uraikan diatas dapat disimpulkan bahwa makanan yang digoreng dengan blek bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan aman dikonsumsi karena bersih dan tidak mengandung minyak yang berlebihan.

C.           HEMAT ENERGI HEMAT BIAYA
Dengan menggunakan blek bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan kita dapat berhemat baik uang maupun tenaga. Menurut pendapat Tatik, salah satu pedagang sayuran, 2008 “jika konsumen boros munyak maka pedagang untung besar, dan jika konsumen berhemat minyak goreng maka berarti income pendapatan juga berkurang kita tidak berfikir dalam prespektif konsumen yang semakin membutuhkan dengan kebutuhan yang semakin banyak yang semakin banyak yang nantinya pedagan semakin untuk  besar.”
Menurut Soetino, 2008 menyatakn bahwa “Harga minyak goring semakin mahal, oleh karena itu masyarakat harus lebih kreatif dalam mencari alternative  yang terpenting masyarakat harus lebih mandiri.”
Berdasarkan pendapat yang diutarakan Tatik dan Soetino tersebut jelas keberadaan penghematan minyak goring untuk memenuhi kebutuhan rumah  tangga sangat perlu dilaksanakan untuk kesejateraan masyarakat.
Jika setiap keluarga membutuhkan seperempat liter minyak goring untuk beberapakali pengorengan. Bila setiap liternya hargaminya menccapai Rp. 12.000,00 per liter. Maka masyarakat harus mengeluarkan biaya Rp. 3000,00 setiap hari untuk membeli menyak goring.
Missal biaya pembuatan alat pengganti tempat pengorengan tersebut sebesar + 10.000,00 dapat bertahan selama 2 tahun, sedangkan untuk minyak goring yang membutuhkan 40 ml setiap pemakian untuk beberapakali pengorengan.
Perkira penghematan biaya selama 1 bulan  sebesar Rp. 90.000,00 – 14.400,00 = Rp. 75.600,00. jumlah yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan setiap harinya.

D.           HIPOTESIS
Berdasarkan kajian masalah yang dipaparkan dikaji secara pustaka, hasil observasi serta eksperimen, maka dapat ditarik suatu hipotesis ( kesimpulan sementara ) sebagai berikut:
1.             Kaleng roti ( blek ) bekas dapat sebagai alat pengganti tempat pengorengan irit minyak goring.
2.             Tercipta desain kaleng roti ( blek ) bekas sehingga alat pengganti tempat pengorengan irit.
3.             Adanya penghematan yang dihasilan jika masyarakat menggunakan alat pengganti tempat pengorengan irit minyak dari kaleng roti ( blek ) bekas.







BAB III
METODE PENULISAN
A.           WAKTU DAN EMPAT PENULISAN
Penelitian kaleng roti ( blek ) bekas ini berlangsung selama 7 hari yaitu dari tangal 14 – 20 mei 2008, di rumah Suryati, Taraman, Sidoharjo, Sragen, Jawa Tengah.
B.            TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data-data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara observasi, obyek, eksperimen, wawancara dan study pustaka dengan memperoleh dari buku-buku resensi yang relevan. Secara lebih rinci teknik penumpulan data dalam penelitian. Dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.             Teknik observasi Objek ( pengamatan/survai lapangan )
Teknik ini dilakukan agar penulis lebih mengetahui seberapa besar manfaat kaleng roti ( blek ) bekas sehingga alat pengganti tempat pengorengan yang irit minyak goring.
2.             Teknik Eksperimen
Teknik ini dilakukan agar  penulis mendapat data-data dan bukti nyata telah tercipta alat pengganti tempat pengorengan irit minyak tanah dari blek bekas.
3.             Teknik wawancara
Wawancara ini dilakukan kepada beberapa warga dan pemulung. Hal ini meupakan salah satu cara untuk mengetahui tentang manfaat kaleng roti ( blek ) bekas.
4.             Teknik Study Pustaka
Guna menambah data-data penilitian penulis, maka penulis mempelajari dan mengkaitkan antara data dilapangan dengan teori-teori dan ilmu yang terkait sehingga penulis memanfaatkan buku-buku resensi yang terkait untuk memperluas data-data penulis.

BAB IV
PEMBAHASAN

A.           KALENG ROTI ( BLEK ) BEKAS DAPAT SEBAGAI ALAT PENGGANTI TEMPAT PENGGORENGAN.
Berdasarkan hasil pengamatan kami lakukan, blek bekas belum dimanfaatkan secara obtimal. Karena masyarakat memanfaatkan blek bekas tersebut dengan cara instant atau langsung jadi.
Ada juga sebagian kecil masyarakat menganggap blek bekas tidak ada manfaatnya sehingga dapat langsung dibuang ditempat sampah atau selokan-selokan. Mereka tidak sadar akibat yang mereka lakukan dapat merugikan masyarakat,lingkungan, diri sendiri, karena menyebabkan semakin meningkatnya perkembangbiakan nyamuk.
Bahan pembuatan blek bekas biasanya dibuat dari seng dilapisi almunium. Almunium berfungsi untuk menghambat porses perkaratan sehingga bahan tersebut aman untuk dipakai. Blek dapat juga dikatakan sampah anorganik yang sulit terurai sehinggan dapat menampung air cukup lama serta jentik-jentik nyamuk dapat berkembangbiak ditempat tersebut. Disamping dapat untuk tempat nyamuk berkembang biak blek bekas juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan karena sebagian masyarakat membuang sampah si sembarang tempat. Hal itu juga dapat membahayakan masyarakat disekitarnya. Dengan adanya sisa-sisa blek bekas yang sudah berkarat dapat menelan korban misalnya sisa blek bekas tersebut diinjak seseorang san akhirnya akibat karat tersebut seseorang menderita tetanus.
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan terdapat manfaat blek bekas yang biasanya digunakan sebagai tempat untuk kebutuhan rumah tangga seperti tempat gula, garam, krupuk, the dan lain-lain.
Pemanfaatan blek bekas sebagai alat pengganti penggorengan yang irit, cukup mudah, murah, rendah resiko, dan tidak berbahaya.
Adapun dalam penerapannya di masyarakat yaitu :
1.             Mudah ( dapat dengan mudah diterapkan )
2.             Murah ( dapat langsung ditemukan dihampir setiap rumah sehingga musah dicari atau dengan memberi ditempat penimbunan sampah dari pemulung-pemulung dengan harga Rp. 1000,00 ).
3.             Rendah resiko ( memiliki resiko yang sangat kecil )
4.             Tidak berbahaya ( tidak berbahaya untuk kesahatan )
Keuntungan yang didapat jika masyarakat menggunakan blek bekas seagai alat pengganti tempat penggorengan antara lain :
1.             Bahan untuk pembuatannya mudah di dapat.
2.             Mudah dalam pembuatannya.
3.             Dapat diterapkan oleh setiap orang
4.             tidak berbahaya untuk kesehatan
5.             Irit minyak goreng
Dari pengamatan dan uraian di atas penulis menyimpulkan blek bekas dapat sebagai alat pengganti tempat penggorengan irit minyak goreng.

B.            DESAIN KALENG ROTI ( BLEK ) BEKAS SEBAGAI ALAT PENGGANTI TEMPAT PENGGORENGAN
Cara pembuatan blek bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan irit minyak goring adalah sebagai berikut:
1.             Bahan
a.             Kaleng roti ( blek ) bekas yang berbentuk silinder ukuran sedang atau alumunium dibentuk silinder.
b.             Kayu yang berbentuk bulat.
c.             Bambu
d.            Paku
2.             Proses pembuatan
a.             Bersihkan kaleng roti ( blek ) bekas sampai bersih dari kotoran atau debu.
b.             Lubangi ujung-ujung tengah blek bekas berbentuk bulat sesuai ukuran kayu yang berbentuk bulat tersebut.
c.             Lubangi 4 sudut ujung-ujung blek bekas tersebut untuk tempat pergantian udara atau lubang udara agar blek bekas tersebut tidak meledak.
d.            Masukkan kayu berbentuk bulat tersebut ke dalam lubang yang sudah dibuat diusahakan antara lubang dengan kayu dengan kayu tidak terlalu longgar, apabila terlalu longgar dapat dipaku, agar mempermudah pemutaran waktu penggorengan.
e.             Buat untuk tempat penyangga alat pengganti penggorengan dari bambu dengan cara ujung bambu dibuat lingkaran bamboo dilubangi 2 ujung sama besar sehingga memungkinkan ganggang kayu berbentuk bulat dapat masuk.
f.              Alat pengganti tempat penggorengan siap digunakan.


 








Disamping cara pembuatan yang murah dan mudah, cara pemakaianpun juga sangat mudah, kita dapat memakainya dengan cara :
1.             Siakan kompor yang akan dipakai, dapat menggunakan kompor gas, minyak tanah tungku, dengan bahan baker kayu, sekam, atau lainya.
2.             Tempatkan alat pengganti tempat penggoregan tersebut di atas kompar yang suddah di siapkan
3.             Masukan sedikit minyak goring + 20 ml untuk untuk beberapa kali pengorengan kemudian masukkanmakanan yang digoreng.
4.             Putar alat pengganti tempat penggorengan tersebut dengan tangan yang sudah tersedia semakin cepat maka hsil yang didapat adalah makanan semakin irit minyak goring yang digunakan.
Untuk menghitung percepatan proses pemasakan dapat dihitung dengan kecepatan linier yang di dapat dari gerakan melingkar yaitu sebagai berikut : Bila jari lingkaran adalah R, maka keliling lingkaran adalah 2µR. oleh karena itu dalam t sekon di tempuh 2µR, sehingga dalam 1 sekon = 2µR / t. t adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu gerakan melingkar. Pada peristiwa di atas periode putarannya adalah 60 detik, ditulis T = 60 sekon jumlah putaran yang dilakukan dalam satu detik dinamakan frekuensi dan diberi symbol f dengan satuan cycles per sekon ( cps ) ataru hertz ( Hz ) pada contoh peristiwa di atas 1 sekon ditempuh 1/60 detik putaran sehingga diperoleh hubungan sebagai berikut :
T = 1/f
Telah diketahui bahwa llintasan yang ditempuh tiap sekon disebut ( v ). Besarnya kecepatan titik yang bergerak melingkar beraturan adalah sebagai berikut :
V = 2µR/t
Misalkan jari-jari lingkaran blek bekas 7,5 cm blek bekas tersebut diputar dengan frekuensi 60 Hz maka hitung kecepatannya.
R = 7,5 cm
f = 60 Hz
maka :
            n = 2 p R
  T
= 2. 3,14. 7,5    = 28,26 cm/s
1/ 60
= 47,1 cm/menit
Dan bila dibandingkan dengan :
Jari – jari lingkaran Blek bekas adalah 5 cm. Berat blek tersebut diputar dengan frekuensi 60 Hz. Maka hitunglah kecepatan nya !
            R = 5 cm
            f  =  60 Hz
            T =  1/ f = 1/ 60 s
Maka,
            n =   2 p R
                        T
               =  2. 3,14. 5
                        1/ 60
               =  1884 cm/s
               =  31,4 cm/menit
Misal,
            Jari – jari lingkaran blek bekas adalah 7,5 cm. Blek bekas tersebut diputar dengan frekuensi 100 Hz. Maka hitung kecepatannya!
            R = 7,5 cm
            f  = 100 sekon
            T = 1/ f = 1/100 s
Maka,
            n =   2 p R
                        T
               = 2. 3,14. 7,5
                        1/ 100
               = 4710 cm/s
               = 78,5 cm/menit
Dan bila dibandingkan  dengan :
Jari – jari lingkaran blek bekas adalah 7,5 cm. Blek bekas tersebut diputar dengan frekuensi 50 Hz. Maka hitung kecepatannya!

R = 7,5 cm
            f  = 50 sekon
            T = 1/ f = 1/ 50 s


Maka,
            n =   2 p R
                        T
               =  2. 3,14. 7,5
                        1/ 50
               =  2325 cm/s

               =  39,25 cm/menit
Berdasarkan pembahasan diatas kecepatan masaknya dipengaruhi factor “ frekuensi “, semakin besar frekuensi maka semakin besar pula proses pemasakannya.
            Jika zat mendapat energi panas maka energi panas tersebut digunakan untuk menggatarkan partikel – partikel zat tersebut. Partikel – partikel yang bergetar mempunyai energi kinetik lebih besar, hal itu memberikan sebagian energi kinetiknya kepada partikel tetangganya melalui tumbukan sehingga partikel tetangga bergetar dengan energi kinetic lebih besar pula. Begitu seterusnya partikel tetangga ini memindahkan energi ke partikel tetangga berikutnya. Sedangkan partikelnya sendiri tidak berpindah tempat. Pemindahan energi panas atau kalor semacam ini disebut konduksi. Jadi perpindahan panas dengan cara konduksi adalah perpindahan panas yang tidak diikuti oleh perpindahan partikel zat. Sebatang logam panjang  l , luas penampang A, perpindahan tempoeratur kedua ujungnya adalah ∆T, berarti besarnya laju perpindahan panas H adalah berbanding terbalik dengan l, berbanding lurus dengan ∆T dan A. Secara matematis dapat ditulis dengan persamaan :
                       
                                    H = k A ∆T
                                                l

Dimana k adalah koefosiensi konduksi termal zat atau sering disebut konduktifitas termal, ( Js-1m-1K-1 ). ∆T dinyatakan dalam K, A dinyatakan dalam m2, l dinyatakan dalam m , maka H dinyatakan dalam Js-1. Persamaan diatas menunjukkan bahwa zat yang mempunyai nilai konduktifitas panas besar merupakn konduktor panas yang baik. Oleh karena itu yang perlu diperhatikan adalah suatu logam yang mempunytai nilai konduktifitas termal tinggi, logam tersebut mempunyai kondutor listrik yang baik.
            Berdasarkan darim pembahasan diatas dapat disimpulkan tercipta alat pengganti tempat penggorengan yang irit minyak goreng. Faktor – factor yang mempengaruhinya adalah jari – jari lingkaran blek, frekuensi, dan bahan yang dibuat sebagai alat pengganti tempat penggorengan.







C.           ANALISIS PENGHEMATAN DENGAN MENGGUNAKAN KALENG ROTI ( BLEK ) BEKAS SEBAGAI ALAT PENGGANTI TEMPAT PENGORENGAN.
               Penghematan yang didapat bila menggunakan blek bekas sebagai alat pengganti tenpat penggorengan, disamping masakan lebih cepat masak dan bebas kolesterol kita juga dapat menghemat secara ekonomis.
            Dengan menggunakan 20 ml minyak goring kita dapat menggunakan 10X penggorengan dengan sekali penggorengan tiga sampai lima potong makanan yang digoreng. Jadi dalam 20 ml kita dapat menggoreng 30 sampai 50  potong makanan. Dan apabila kita dalam sehari membutuhkan 40 ml minyak goreng, kita dapat menggunakan 20X penggorengan dengan sekali penggorengan tiga atau lima potong makanan. Maka dari penghitungan diatas dalam sehari kita dapat menggoreng 60 sampai  100 potong makanan. Data tersebut penulis dapatkan sample dari kerupuk yang terbuat dari nasi ( krecek ).
            Penulis mengamati makanan yang digoreng dengan penggorengan wajan biasa dan blek bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan. Adapun perbedaannya yaitu :

Alat pengganti tempat penggorengan
Wajan biasa
  1. Kering
  2. Proses penggorengan cepat
  3. Irit minyak goring
  4. Matang merata

  1. Tidak dipengaruhi besarnya api
  1. Lebih lembab
  2. Proses penggorengan agak lebih lama
  3. Boros minyak goring
  4. Bila minyak tidak banyak ada sebagian yang gosong atau belum matang
  5. Dipengaruhi besarnya api

Dari hasil pengamatan diatas penulis mengamati beberapa perbedaan, perbedaan tersebut dipengaruhi “ gerak “.
Gerak atau putaran, dengan adanya gerak atau putaran maka minyak dapat merata mengelilingi blek bekas tersebut. Hal itu dapat membuat mkanan bercampur dengan minyak goring secara merata dan proses pematangan lebih cepat. Bila penggunaan wajan biasa makanan hanya dapat bergerak dibolak – balik.,itu pun ada bagian makanan yang tidak terkena minyak sehingga pematangannya tidak merata. Dan apabila menggunakan blek bekas sebagai pengganti tempat penggorengan, makanan dapat bergerak denagn leluasa karena permukaan penuh 360 derajat tertutup, sehinaaga memungkinkan makanan dan minyak dapat tercampur secara merata dan proses pemasakan lebih cepat.
            Bila ditinjau secara ekonomis penghematan dengan menggunakan alat pengganti tempat penggorengan dapat dihitung dan perhitungannya sebagai berikut :
            Biaya yang dibutuhkan bila menggunakan alat tempat pengganti penggorengan yaitu dalam sehari membutuhkan minyak goreng sebanyak 40 ml, maka dalam satu bulan dibutuhkan minyak goreng sebanyak 40 x 30 = 1200 ml atau 1,2 liter. Sedangkan harga minyak goreng sekarang melonjak naik hingga Rp 12.000,00 / liter, jadi biaya yang diperlukan dalam 1 bulan sebesar 1,2 x Rp 12.000,00 = Rp 14.400,00.
            Sedangkan biaya yang diperlukan bila menggunakan wajan biasa untuk menggoreng yaitu, dalam sehari membetuhkan minyak goreng ¼ liter atau 250 ml/ hari. Jadi, dalam 1 bulan dibutuhkan 250 x 30 = 7500 ml atau 7,5 liter minyak gorengt. Maka biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp 12.000,00 x  7,5  = Rp 90.000,00.
                       
Penghematan yang dihasilkan dari poemanfaatan alat pengganti tempoat penggorengan dari blek bekas adalah :

Wajan
Blek
Penghematan
Dalam %
Rp 90.000,00
Rp 14.400,00
Rp 75.600,00
84 %
   
                    Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan blek bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan  adalah Rp 75.600,00 ( 84 %), Jika dibandingkan dengan tempat penggorengan wajan biasa.





















BAB V
PENUTUP

A.           KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian dan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Kaleng roti ( blek ) beeeekas dapat sebagai alat    pengganti tempat penggorengan irit minyak goreng.
b. Tercipta desain kaleng roti ( blek ) bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan irit minyak goreng dan faktor-faktor yang mempengaruhi adalah jari-jari lingkaran blek , frekuensi dan bahan yang dibuat sebagai alat pengganti tempat penggorengan.
c. Adanya penghematan secara ekonomis yang didapat masyarakat
Bila menggunakan kaleng roti ( blek ) bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan sebesar 84%, jika dibandingkan dengan menggunakan wajan biasa.

B.            SARAN
  Bagi Pemerintah
Pemerintah perlu melakukan eksperimen sebagai pilot proyek atau contoh untuk menciptakan alternatif khususnya alternative alat pengganti tempat penggorengan yang irit minyak goreng.
Bagi masyarakat
Hendaknya masyarakat memanfaatkan blek bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan serta alternative untuk menghemat minyak goreng.
Bagi Penulis
Hendaknya penulis mempromosikan kepada masyarakat tentang blek bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahcmad, Hiskia dan M.S Tupamatu.1992. Penuntun Belajar Kimia Dasar. Cetakan ke-1. Bandung: PT  Citra Aditya Bakti.
Petrucci, Ralph H dan Suminar.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Edisi ke-4 jilid I. Jakarta: Erlangga.
                   .1987. Kimia Dasar Prisip dan Terapan  Modern. Edisi ke-4 jilid 2. Jakarta : Erlangga.
                   . Garis – garis Besar Program Pengajaran Kimia Kurikulum 1994, Depdiknas,1993.
Minto, Kaleng Roti, Taraman,2008.
Sugiyem, Pemanfaatan Kaleng Roti ( Blek ) Bekas, Baturono, 2008
Tatik, Minyak Goreng, Taraman, 2008.
Arrifin, Al.A.H.,Panduan Belajar , 2007, Sragen: Bersinergi Membangun Prestasi.
Purba, Michael.2004. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.
Sudarmo, Unggul.2004. Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta : Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar