KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur
kepada Allah SWT. Tuhan yang maha Pnegasih, atas limpahan rahmat, hidayah_Nya
penulisan karya tulis ini sapat diselesaikan dengan baik walaupun banyak
hambatan san rintangan dalam penyelesaiannya.
Karya Tulis Ilmiah ini
ditulis secara formal dalam rangka mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah ( LKTI )
pelajar SMA / SMK tingkat Nasionalyng diadakan oleh Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Sultan Agung Semarang ( UNISSULA ). Tetapi dibalik itu semua,
penulisan ini tentunya diharapkan dapat mngungkapkan bagaimana cara pemanfaatan teknologi dari kaleng roti ( Blek
) bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan yang irit, efektif dan
efisien, bagi masyarakat di Indonesia.
Dalam penulisan penelitian Karya Tulis Ilmiah ini,
penulis bayak mendapatkan bantuan, bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada semua
pihak yag telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis ini.
Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan Karya Ilmiah ini masih jauh sari sempurna. Demi
tercapainya kesempurnaan tulisan ini, maka kritik saran yang konstruktif dari
berbagai pihak sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi pengembangan dan penerapan ilmu Pengetahuan dan teknologi untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat, melalui upaya penciptaan alat alternatif.
Sragen…………..Mei
2O14
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
……………………………………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………….ii
KATA PENGANTAR
……………………………………………............iii
DAFTAR ISI
……………………………………………………………...iv
ABTRAKSI
………………………………………………………………..v
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
……………………..1
B. IDENTIFIKASI MASALAH
……………………............1
C. RUMUSAN MASALAH ………………………………...2
D. TUJUAN PENULISAN
…………………………............2
E. MANFAAT PENULISAN
………………………............2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. MANFAAK KALENG ROTI ( BLEK ) BEKAS...........3
B. KALENG ROTI ( BLEK ) BEKAS
SEBAGAI ALAT PENGGANTI PENGGORENGAN, HINDARI KOLESTEROL…………………………………………..4
C. HEMAT ENERGI HEMAT BIAYA
…………………...5
D. HIPOTESIS……………………………………………….6
BAB III METODE PENULISAN
A. WAKTU DAN EMPAT PENULISAN
…………………7
B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
……………………7
BAB IV PEMBAHASAN
A. KALENG ROTI ( BLEK ) BEKAS
DAPAT SEBAGAI ALAT PENGGANTI TEMPAT PENGGORENGAN ..8
B. DESAIN KALENG ROTI ( BLEK
) BEKAS SEBAGAI ALAT PENGGORENGAN ……………………………..9
C. ANALISIS PENGHEMATAN
DENGAN MENGGUNAKAN KALENG ROTI ( BLEK ) BEKAS SEBAGAI ALAT PENGGANTI TEMPAT
PENGORENGAN ………………………………………15
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN …………………………………………18
B. SARAN
………………………………………………….18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ABSTRAKSI
Karya
tulis Ilmiah ini berjudul “Kaleng Roti ( Blek ) Bekas Irit Minyak Goreng”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat blek bekas sebagai alat
pengganti tempat penggorengan yang irit san keuntungan secara ekonomis bila
masyarakat menggunakan blek bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan.
Berdasarkan
tujuan tersebut dapat diterik kesimpulan sementara : kaleng roti ( blek ) bekas
sebagai alat pengganti tempat penggorengan irit minyak goreng. Tercipta desain blek
bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan irit minyak goreng dan adanya
penghematan yang dihasilkan jika masyarakat menggunakan alat pengganti tempat
penggorengan.
Dalam
penggumpulan data ini menggunakan metode observasi obyek, eksperimen, wawancara
dan study pustaka data-data yang didapat tentang manfaat blek bekas dan
penghematan secara ekonomis dilakukan dengan metode tersebut sehingga data yang
ada merupakan realitas di lapangan
Berdasarkan
hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa blek bekas kaleng roti dapat
digunakan sebagai pengganti tempat penggorengan, dapat tercipta desain blek
bekas sebagai alat pengganti penggorengan dan adanya penghematan secara
ekonomis bila masyarakat menggunakan blek bekas sebagai alat pengganti tempat
penggorengan sebesar 84 %
Saran
kepada pemerintah dan masyarakat dari penulis adalah hendaknya dapat
memanfaatkan blek bekas sebagai alat
penggorengan dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BALAKANG MASALAH
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK )
mempengaruhi perubahan –perubahan dalam berbagai sector kehidupan, sehingga
diperlukan berbagai upaya-upaya pembaharuan dalam rangka mendekati sturktur
yang lebih cepat dan naiknya harga bahan-bahan rumah tangga khususnya minyak goreng.
Oleh kerena itu kami selaku penulis ingin memanfaatkan
dan membandingkan penghematan yang dihasilkan jika masyarakat menggunakan
alternative kaleng roti ( blek ) bekas untuk menggoreng.
Secara garis besar maka penulisan karya tulis ini
dileterbelakangi oleh hal – hal sebagai berikut :
1.
Adanya kaleng roti ( blek )
bekas di hampir setiap rumah yang ada.
2.
Adanya manfaat kaleng roti ( blek ) bekas yang tidak dimanfaatkan secara
maksimal oleh masyarakat.
3.
Adanya kenaikan harga minyak goreng
yang semakin melambung tinggi.
4.
Perlu adanya alternative tepat
guna yang sederhana untuk memanfaatkan kaleng roti ( blek ) bekas secara
efektif dan efisien guna memenuhi kebutuhan masyarakat.
5.
Mencari dan menciptakan energi
alternative yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi bagi masyarakat bawah.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
a.
Manfaat kaleng roti ( blek )
bekas dalam skala kecil.
b.
Mendesain alat penggorengan
yang irit minyak goreng dengan alat yang sederhana.
c.
Menghitung penghematan yang dihasilkan kaleng roti ( blek
) bekas irit minyak goreng
C. RUMUSAN MASALAH
a.
Apakah kaleng roti ( blek )
bekas dapat sebagai alat pengganti tempat penggorengan?
b.
Bagaimana desain kaleng roti (
blek ) bekas sebagai alat penggorengan irit minak?
c.
Berapa penghematan yang
dihasilkan jika masyarakat menggunakan tempat penggorengan irit minyak dari
kaleng roti ( blek ) bekas ?
D. TUJUAN PENULISAN
a.
Untuk mengetahui apakah kaleng
roti ( blek ) bekas dapat digunakan sebagai alat pengganti tempat penggorengan.
b.
Untuk mengetahui bagai mana
desain kaleng roti ( blek ) bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan.
c.
Untuk mengetahui berapa
penghematan yang dihasilkan jika masyarakat menggunakan alat pengganti tempat
penggorengan irit minyak dari kaleng roti ( blek ) bekas.
E. MANFAAT PENULISAN
a.
Mengetahui apakah kaleng roti (
blek ) bekas dapat digunakan sebagai alat pengganti tempat penggorengan
b.
Mengetahui bagai mana desain
kaleng roti ( blek ) bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan
c.
Mengetahui berapa penghematan
yang dihasilkan jika masyarakat menggunakan alat pengganti tempat penggorengan
irit minyak dari kaleng roti ( blek ) bekas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
MANFAAT KALENG ROTI ( BLEK )
BEKAS
Kaleng roti ( blek ) bekas pada
hakikatnya adalah limbah anorganik yang sebagian masyarakat tidak digunakan
lagi, dan biasanya oleh sebagian besar masyarakat digunakan untuk tempat gula,
the, garam, krupuk san lain-lain. Pemanfaatan tersebut merupakan pemanfaatan
tanpa pengolahan yang obtimal.
Selain itu, bagi masyarakat yang tak
memanfaatkan blek bekas tersebut, langsung dapat dibuang di tempat sampah
bahkan di sekolah-sekolah. Hal itu dapat menjadi sarang-sarang nyamuk semakin
merajalela, karena di samping bahanya dari seng dan dilapisi almunium
memungkinkan air yang masuk ke dalam blek bekas dapat menampung air.
Menurut pendapat pak Minto, salah
satu penduduk di Taraman, 2008 adalah sebagai berikut : “kaleng roti ( blek )
yang pada hekekatnya hanya limbah ternyata dapat digunakan untuk kebutuhan
rumah tangga. Dan dapat pula sebagai
sumber penghasilan sebagai pemulung.
Maka dari itu pemanfaatan blek bekas layak untuk difikirkan, lebih-lebih di era
teknologi seperti sekarang ini.”
Selain pendapat pek Minto ada juga
pendapat yang dikemukakan Sugiyem, salah satu penduduk di Baturono, 2008
sebagai berikut :” Salah satu upaya pemanfaatan blek bekas yang telah banyak
adalah dimanfaatkan untuk didaur ulang menjadi blek yang baru lagi.”
Dari dua pendapat di atas dapat
disampaikan bahwa sebenarnya manfaat di atas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
manfaat blek bekas tersebut sangat besar, hal itu tinggal bagaimana cara kita
mengolahnya.
B.
KALENG ROTI ( BLEK ) BEKAS SEBAGAI ALAT PENGGANTI PENGGORENGAN,
HINDARI KOLESTEROL
Prinsip dasar alat penggorengan
adalah memanfaatkan blek bekas menjadi alat penggorengan yang efektif dan
efisien, yang dapat digunakan masyarakat.
Pada prinsipnya blek bekas terbuat
dari seng dilapisi almunium. Seng memungkinkan tahan panas dan tahan air sedang
almunium memungkinkan untukmenghindari proses pengkaratan. Adapun sifat
almunium yaitu : almunium merupakan lagoam yang berwarna putih dan mengkilat,
ringan, relative lunak dan ulet, sukar berkarat dan mempunyai massa jenis yang relative rendah. Bila
ditinjau dari potensial elektodanya almunium merupakan logam yang mudah
berkarat dan reduktor yang kuat, akan tetapi pada kenyataanya reaksi almunium
dalam larutan asam sangat lamban, hal ini disebabkan adanya lapisan oksida
almunium yang me;indungi logamnya.
Adapun sifat-sifat almunium antara
lain sebagai berikut :
1.
Sifat logam almunium yang
ringan, ulet, dan kuat serta tahan karat dimanfaatkan untuk peralatan
konstruksi, misalnya untuk kerangka kendaraan, pesawat terbang, kontruksi
rumah, peralatan rumah tangga dan lain sebagainya.
2.
Daya hantar yang baik serta
kuat dan ulet, menyebabkan logam almunium digunakan sebagai kawat listrik
tegangan tinggi.
3.
Sifatnya yang tahan karat,
mudah dibentuk, dan kuat dimanfaatkan untuk membuat kaleng, kertas pembungkus
dan peralatan dapur.
Untuk alat penggoreng biasanya adalah
wajan. Bahan yang digunakan adalah yang dari alumni, tembaga, atau lain
sebagainya.
Pada blek bekas biasanya dibuat dari
seng yang dilapisi almunium sehingga tidak cepat berkarat. Jika blek tersebut
sering digunakan untuk mengoreng, prosesperkaratanpun semakin lama. Hal
tersebut membuat makanan tidak tercemar karena perkaratan, sehingga makanan
tersebut aman dikonsumsi masyarakat. Apabila yang menderita sakit, dilarang
makan makanan yang mengandung minyak atau kolesterol. Makanan yang digoreng
dengan mengunakan alat dari blek tersebut tidak banyak mengandung minyak.
Karena proses pengorengannya diputar secara merata dan mengunakan sedikit
minyak, sehingga makanan tersebut mengandung sedikit minyak, hal itu dapat
menghindari kolesterol.
Dari uraikan diatas dapat
disimpulkan bahwa makanan yang digoreng dengan blek bekas sebagai alat
pengganti tempat penggorengan aman dikonsumsi karena bersih dan tidak
mengandung minyak yang berlebihan.
C.
HEMAT ENERGI HEMAT BIAYA
Dengan menggunakan blek bekas
sebagai alat pengganti tempat penggorengan kita dapat berhemat baik uang maupun
tenaga. Menurut pendapat Tatik, salah satu pedagang sayuran, 2008 “jika
konsumen boros munyak maka pedagang untung besar, dan jika konsumen berhemat
minyak goreng maka berarti income pendapatan juga berkurang kita tidak berfikir
dalam prespektif konsumen yang semakin membutuhkan dengan kebutuhan yang
semakin banyak yang semakin banyak yang nantinya pedagan semakin untuk besar.”
Menurut Soetino, 2008 menyatakn
bahwa “Harga minyak goring semakin mahal, oleh karena itu masyarakat harus
lebih kreatif dalam mencari alternative
yang terpenting masyarakat harus lebih mandiri.”
Berdasarkan pendapat yang diutarakan
Tatik dan Soetino tersebut jelas keberadaan penghematan minyak goring untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga sangat
perlu dilaksanakan untuk kesejateraan masyarakat.
Jika setiap keluarga membutuhkan
seperempat liter minyak goring untuk beberapakali pengorengan. Bila setiap
liternya hargaminya menccapai Rp. 12.000,00 per liter. Maka masyarakat harus
mengeluarkan biaya Rp. 3000,00 setiap hari untuk membeli menyak goring.
Missal biaya pembuatan alat
pengganti tempat pengorengan tersebut sebesar + 10.000,00 dapat bertahan
selama 2 tahun, sedangkan untuk minyak goring yang membutuhkan 40 ml setiap pemakian
untuk beberapakali pengorengan.
Perkira penghematan biaya selama 1
bulan sebesar Rp. 90.000,00 – 14.400,00
= Rp. 75.600,00. jumlah yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan setiap
harinya.
D.
HIPOTESIS
Berdasarkan kajian masalah yang
dipaparkan dikaji secara pustaka, hasil observasi serta eksperimen, maka dapat
ditarik suatu hipotesis ( kesimpulan sementara ) sebagai berikut:
1.
Kaleng roti ( blek ) bekas dapat
sebagai alat pengganti tempat pengorengan irit minyak goring.
2.
Tercipta desain kaleng roti (
blek ) bekas sehingga alat pengganti tempat pengorengan irit.
3.
Adanya penghematan yang
dihasilan jika masyarakat menggunakan alat pengganti tempat pengorengan irit
minyak dari kaleng roti ( blek ) bekas.
BAB III
METODE PENULISAN
A.
WAKTU DAN EMPAT PENULISAN
Penelitian kaleng roti ( blek )
bekas ini berlangsung selama 7 hari yaitu dari tangal 14 – 20 mei 2008, di
rumah Suryati, Taraman, Sidoharjo, Sragen, Jawa Tengah.
B.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data-data dalam penelitian ini
diperoleh dengan cara observasi, obyek, eksperimen, wawancara dan study pustaka
dengan memperoleh dari buku-buku resensi yang relevan. Secara lebih rinci
teknik penumpulan data dalam penelitian. Dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Teknik observasi Objek (
pengamatan/survai lapangan )
Teknik ini dilakukan agar penulis
lebih mengetahui seberapa besar manfaat kaleng roti ( blek ) bekas sehingga
alat pengganti tempat pengorengan yang irit minyak goring.
2.
Teknik Eksperimen
Teknik ini dilakukan agar penulis mendapat data-data dan bukti nyata telah
tercipta alat pengganti tempat pengorengan irit minyak tanah dari blek bekas.
3.
Teknik wawancara
Wawancara ini dilakukan kepada
beberapa warga dan pemulung. Hal ini meupakan salah satu cara untuk mengetahui
tentang manfaat kaleng roti ( blek ) bekas.
4.
Teknik Study Pustaka
Guna menambah data-data penilitian
penulis, maka penulis mempelajari dan mengkaitkan antara data dilapangan dengan
teori-teori dan ilmu yang terkait sehingga penulis memanfaatkan buku-buku
resensi yang terkait untuk memperluas data-data penulis.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
KALENG ROTI ( BLEK ) BEKAS DAPAT SEBAGAI ALAT PENGGANTI TEMPAT
PENGGORENGAN.
Berdasarkan hasil pengamatan kami
lakukan, blek bekas belum dimanfaatkan secara obtimal. Karena masyarakat
memanfaatkan blek bekas tersebut dengan cara instant atau langsung jadi.
Ada juga sebagian
kecil masyarakat menganggap blek bekas tidak ada manfaatnya sehingga dapat
langsung dibuang ditempat sampah atau selokan-selokan. Mereka tidak sadar
akibat yang mereka lakukan dapat merugikan masyarakat,lingkungan, diri sendiri,
karena menyebabkan semakin meningkatnya perkembangbiakan nyamuk.
Bahan pembuatan blek bekas biasanya
dibuat dari seng dilapisi almunium. Almunium berfungsi untuk menghambat porses
perkaratan sehingga bahan tersebut aman untuk dipakai. Blek dapat juga
dikatakan sampah anorganik yang sulit terurai sehinggan dapat menampung air
cukup lama serta jentik-jentik nyamuk dapat berkembangbiak ditempat tersebut.
Disamping dapat untuk tempat nyamuk berkembang biak blek bekas juga dapat
mengakibatkan pencemaran lingkungan karena sebagian masyarakat membuang sampah
si sembarang tempat. Hal itu juga dapat membahayakan masyarakat disekitarnya.
Dengan adanya sisa-sisa blek bekas yang sudah berkarat dapat menelan korban
misalnya sisa blek bekas tersebut diinjak seseorang san akhirnya akibat karat
tersebut seseorang menderita tetanus.
Berdasarkan penelitian yang kami
lakukan terdapat manfaat blek bekas yang biasanya digunakan sebagai tempat
untuk kebutuhan rumah tangga seperti tempat gula, garam, krupuk, the dan
lain-lain.
Pemanfaatan blek bekas sebagai alat
pengganti penggorengan yang irit, cukup mudah, murah, rendah resiko, dan tidak
berbahaya.
Adapun dalam penerapannya di
masyarakat yaitu :
1.
Mudah ( dapat dengan mudah
diterapkan )
2.
Murah ( dapat langsung ditemukan
dihampir setiap rumah sehingga musah dicari atau dengan memberi ditempat
penimbunan sampah dari pemulung-pemulung dengan harga Rp. 1000,00 ).
3.
Rendah resiko ( memiliki resiko
yang sangat kecil )
4.
Tidak berbahaya ( tidak
berbahaya untuk kesahatan )
Keuntungan yang didapat jika
masyarakat menggunakan blek bekas seagai alat pengganti tempat penggorengan
antara lain :
1.
Bahan untuk pembuatannya mudah
di dapat.
2.
Mudah dalam pembuatannya.
3.
Dapat diterapkan oleh setiap
orang
4.
tidak berbahaya untuk kesehatan
5.
Irit minyak goreng
Dari pengamatan dan uraian di atas
penulis menyimpulkan blek bekas dapat sebagai alat pengganti tempat
penggorengan irit minyak goreng.
B.
DESAIN KALENG ROTI ( BLEK ) BEKAS SEBAGAI ALAT PENGGANTI TEMPAT
PENGGORENGAN
Cara pembuatan blek bekas sebagai
alat pengganti tempat penggorengan irit minyak goring adalah sebagai berikut:
1.
Bahan
a.
Kaleng roti ( blek ) bekas yang
berbentuk silinder ukuran sedang atau alumunium dibentuk silinder.
b.
Kayu yang berbentuk bulat.
c.
Bambu
d.
Paku
2.
Proses pembuatan
a.
Bersihkan kaleng roti ( blek )
bekas sampai bersih dari kotoran atau debu.
b.
Lubangi ujung-ujung tengah blek
bekas berbentuk bulat sesuai ukuran kayu yang berbentuk bulat tersebut.
c.
Lubangi 4 sudut ujung-ujung
blek bekas tersebut untuk tempat pergantian udara atau lubang udara agar blek
bekas tersebut tidak meledak.
d.
Masukkan kayu berbentuk bulat
tersebut ke dalam lubang yang sudah dibuat diusahakan antara lubang dengan kayu
dengan kayu tidak terlalu longgar, apabila terlalu longgar dapat dipaku, agar
mempermudah pemutaran waktu penggorengan.
e.
Buat untuk tempat penyangga
alat pengganti penggorengan dari bambu dengan cara ujung bambu dibuat lingkaran
bamboo dilubangi 2 ujung sama besar sehingga memungkinkan ganggang kayu
berbentuk bulat dapat masuk.
f.
Alat pengganti tempat penggorengan
siap digunakan.
![]() |







Disamping cara pembuatan yang murah
dan mudah, cara pemakaianpun juga sangat mudah, kita dapat memakainya dengan
cara :
1.
Siakan kompor yang akan
dipakai, dapat menggunakan kompor gas, minyak tanah tungku, dengan bahan baker
kayu, sekam, atau lainya.
2.
Tempatkan alat pengganti tempat
penggoregan tersebut di atas kompar yang suddah di siapkan
3.
Masukan sedikit minyak goring +
20 ml untuk untuk beberapa kali pengorengan kemudian masukkanmakanan yang
digoreng.
4.
Putar alat pengganti tempat
penggorengan tersebut dengan tangan yang sudah tersedia semakin cepat maka hsil
yang didapat adalah makanan semakin irit minyak goring yang digunakan.
Untuk menghitung percepatan proses
pemasakan dapat dihitung dengan kecepatan linier yang di dapat dari gerakan
melingkar yaitu sebagai berikut : Bila jari lingkaran adalah R, maka keliling
lingkaran adalah 2µR. oleh karena itu dalam t sekon di tempuh 2µR, sehingga
dalam 1 sekon = 2µR / t. t adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu
gerakan melingkar. Pada peristiwa di atas periode putarannya adalah 60 detik,
ditulis T = 60 sekon jumlah putaran yang dilakukan dalam satu detik dinamakan
frekuensi dan diberi symbol f dengan satuan cycles per sekon ( cps ) ataru
hertz ( Hz ) pada contoh peristiwa di atas 1 sekon ditempuh 1/60 detik putaran
sehingga diperoleh hubungan sebagai berikut :
T = 1/f
Telah diketahui bahwa llintasan yang
ditempuh tiap sekon disebut ( v ). Besarnya kecepatan titik yang bergerak
melingkar beraturan adalah sebagai berikut :
V = 2µR/t
Misalkan jari-jari lingkaran blek
bekas 7,5 cm blek bekas tersebut diputar dengan frekuensi 60 Hz maka hitung
kecepatannya.
R = 7,5 cm
f = 60 Hz
maka :
n = 2 p R
T
= 2. 3,14. 7,5 = 28,26 cm/s
1/ 60
= 47,1 cm/menit
Dan bila dibandingkan dengan :
Jari – jari lingkaran Blek bekas adalah 5 cm. Berat blek tersebut
diputar dengan frekuensi 60 Hz. Maka hitunglah kecepatan nya !
R = 5 cm
f = 60
Hz
T = 1/ f = 1/ 60 s
Maka,
n =
2 p R
T
= 2.
3,14. 5
1/ 60
=
1884 cm/s
=
31,4 cm/menit
Misal,
Jari – jari
lingkaran blek bekas adalah 7,5 cm. Blek bekas tersebut diputar dengan
frekuensi 100 Hz. Maka hitung kecepatannya!
R = 7,5 cm
f = 100 sekon
T = 1/ f = 1/100 s
Maka,
n =
2 p R
T
= 2. 3,14. 7,5
1/ 100
= 4710 cm/s
= 78,5 cm/menit
Dan bila dibandingkan dengan
:
Jari – jari lingkaran blek bekas adalah 7,5 cm. Blek
bekas tersebut diputar dengan frekuensi 50 Hz. Maka hitung kecepatannya!
R = 7,5 cm
f = 50 sekon
T = 1/ f = 1/ 50 s
Maka,
n = 2 p R
T
= 2.
3,14. 7,5
1/ 50
=
2325 cm/s
=
39,25 cm/menit
Berdasarkan pembahasan diatas kecepatan masaknya dipengaruhi factor
“ frekuensi “, semakin besar frekuensi maka semakin besar pula proses
pemasakannya.
Jika zat mendapat
energi panas maka energi panas tersebut digunakan untuk menggatarkan partikel –
partikel zat tersebut. Partikel – partikel yang bergetar mempunyai energi
kinetik lebih besar, hal itu memberikan sebagian energi kinetiknya kepada
partikel tetangganya melalui tumbukan sehingga partikel tetangga bergetar
dengan energi kinetic lebih besar pula. Begitu seterusnya partikel tetangga ini
memindahkan energi ke partikel tetangga berikutnya. Sedangkan partikelnya
sendiri tidak berpindah tempat. Pemindahan energi panas atau kalor semacam ini
disebut konduksi. Jadi perpindahan panas dengan cara konduksi adalah
perpindahan panas yang tidak diikuti oleh perpindahan partikel zat. Sebatang
logam panjang l , luas penampang A,
perpindahan tempoeratur kedua ujungnya adalah ∆T, berarti besarnya laju
perpindahan panas H adalah berbanding terbalik dengan l, berbanding lurus
dengan ∆T dan A. Secara matematis dapat ditulis dengan persamaan :
H
= k A ∆T
l
Dimana k adalah koefosiensi konduksi termal zat atau sering disebut
konduktifitas termal, ( Js-1m-1K-1 ). ∆T
dinyatakan dalam K, A dinyatakan dalam m2, l dinyatakan dalam m ,
maka H dinyatakan dalam Js-1. Persamaan diatas menunjukkan bahwa zat
yang mempunyai nilai konduktifitas panas besar merupakn konduktor panas yang
baik. Oleh karena itu yang perlu diperhatikan adalah suatu logam yang
mempunytai nilai konduktifitas termal tinggi, logam tersebut mempunyai kondutor
listrik yang baik.
Berdasarkan darim
pembahasan diatas dapat disimpulkan tercipta alat pengganti tempat penggorengan
yang irit minyak goreng. Faktor – factor yang mempengaruhinya adalah jari –
jari lingkaran blek, frekuensi, dan bahan yang dibuat sebagai alat pengganti
tempat penggorengan.
C.
ANALISIS PENGHEMATAN DENGAN MENGGUNAKAN KALENG ROTI ( BLEK ) BEKAS
SEBAGAI ALAT PENGGANTI TEMPAT PENGORENGAN.
Penghematan
yang didapat bila menggunakan blek bekas sebagai alat pengganti tenpat
penggorengan, disamping masakan lebih cepat masak dan bebas kolesterol kita
juga dapat menghemat secara ekonomis.
Dengan
menggunakan 20 ml minyak goring kita dapat menggunakan 10X penggorengan dengan
sekali penggorengan tiga sampai lima potong makanan yang digoreng. Jadi dalam
20 ml kita dapat menggoreng 30 sampai 50
potong makanan. Dan apabila kita dalam sehari membutuhkan 40 ml minyak
goreng, kita dapat menggunakan 20X penggorengan dengan sekali penggorengan tiga
atau lima potong makanan. Maka dari penghitungan diatas dalam sehari kita dapat
menggoreng 60 sampai 100 potong makanan.
Data tersebut penulis dapatkan sample dari kerupuk yang terbuat dari nasi (
krecek ).
Penulis
mengamati makanan yang digoreng dengan penggorengan wajan biasa dan blek bekas
sebagai alat pengganti tempat penggorengan. Adapun perbedaannya yaitu :
Alat pengganti tempat penggorengan
|
Wajan biasa
|
|
|
Dari hasil pengamatan diatas penulis
mengamati beberapa perbedaan, perbedaan tersebut dipengaruhi “ gerak “.
Gerak atau putaran, dengan adanya
gerak atau putaran maka minyak dapat merata mengelilingi blek bekas tersebut.
Hal itu dapat membuat mkanan bercampur dengan minyak goring secara merata dan
proses pematangan lebih cepat. Bila penggunaan wajan biasa makanan hanya dapat
bergerak dibolak – balik.,itu pun ada bagian makanan yang tidak terkena minyak
sehingga pematangannya tidak merata. Dan apabila menggunakan blek bekas sebagai
pengganti tempat penggorengan, makanan dapat bergerak denagn leluasa karena
permukaan penuh 360 derajat tertutup, sehinaaga memungkinkan makanan dan minyak
dapat tercampur secara merata dan proses pemasakan lebih cepat.
Bila
ditinjau secara ekonomis penghematan dengan menggunakan alat pengganti tempat
penggorengan dapat dihitung dan perhitungannya sebagai berikut :
Biaya
yang dibutuhkan bila menggunakan alat tempat pengganti penggorengan yaitu dalam
sehari membutuhkan minyak goreng sebanyak 40 ml, maka dalam satu bulan
dibutuhkan minyak goreng sebanyak 40 x 30 = 1200 ml atau 1,2 liter. Sedangkan
harga minyak goreng sekarang melonjak naik hingga Rp 12.000,00 / liter, jadi
biaya yang diperlukan dalam 1 bulan sebesar 1,2 x Rp 12.000,00 = Rp 14.400,00.
Sedangkan
biaya yang diperlukan bila menggunakan wajan biasa untuk menggoreng yaitu,
dalam sehari membetuhkan minyak goreng ¼ liter atau 250 ml/ hari. Jadi, dalam 1
bulan dibutuhkan 250 x 30 = 7500 ml atau 7,5 liter minyak gorengt. Maka biaya
yang harus dikeluarkan sebesar Rp 12.000,00 x
7,5 = Rp 90.000,00.
Penghematan yang dihasilkan dari
poemanfaatan alat pengganti tempoat penggorengan dari blek bekas adalah :
Wajan
|
Blek
|
Penghematan
|
Dalam %
|
Rp 90.000,00
|
Rp 14.400,00
|
Rp 75.600,00
|
84 %
|
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan blek bekas sebagai alat pengganti tempat penggorengan adalah Rp 75.600,00 ( 84 %), Jika
dibandingkan dengan tempat penggorengan wajan biasa.
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian dan rumusan masalah yang telah
dipaparkan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Kaleng roti ( blek ) beeeekas dapat sebagai alat pengganti tempat penggorengan irit minyak
goreng.
b. Tercipta desain kaleng roti ( blek ) bekas sebagai alat pengganti
tempat penggorengan irit minyak goreng dan faktor-faktor yang mempengaruhi
adalah jari-jari lingkaran blek , frekuensi dan bahan yang dibuat sebagai alat
pengganti tempat penggorengan.
c. Adanya penghematan secara ekonomis yang didapat masyarakat
Bila menggunakan kaleng roti ( blek ) bekas sebagai alat pengganti
tempat penggorengan sebesar 84%, jika dibandingkan dengan menggunakan wajan
biasa.
B.
SARAN
Bagi Pemerintah
Pemerintah perlu melakukan eksperimen sebagai pilot proyek atau
contoh untuk menciptakan alternatif khususnya alternative alat pengganti tempat
penggorengan yang irit minyak goreng.
Bagi masyarakat
Hendaknya masyarakat memanfaatkan blek bekas sebagai alat pengganti
tempat penggorengan serta alternative untuk menghemat minyak goreng.
Bagi Penulis
Hendaknya penulis mempromosikan kepada masyarakat tentang blek bekas
sebagai alat pengganti tempat penggorengan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahcmad, Hiskia dan M.S Tupamatu.1992. Penuntun Belajar Kimia Dasar. Cetakan ke-1. Bandung: PT
Citra Aditya Bakti.
Petrucci, Ralph H dan Suminar.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Edisi ke-4 jilid I.
Jakarta: Erlangga.



Minto, Kaleng Roti,
Taraman,2008.
Sugiyem, Pemanfaatan Kaleng
Roti ( Blek ) Bekas, Baturono, 2008
Tatik, Minyak Goreng,
Taraman, 2008.
Arrifin, Al.A.H.,Panduan Belajar , 2007, Sragen: Bersinergi Membangun Prestasi.
Purba, Michael.2004. Kimia
untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.
Sudarmo, Unggul.2004. Kimia
untuk SMA kelas XII. Jakarta
: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar