TEKNOLOGI
TEPAT GUNA
A. Judul
Jebakan Tikus Paralel
B. Latar
Belakang
Indonesia
adalah negara yang agraris dengan
wilayah pertanian yang sangat potensial. Sebagian besar warga negara Indonesia
bermata pencaharian sebagai petani. Hasil panen
dari pertanian adalah salah satu tolak ukur berhasilnya petani bidang pertanian, yang
utama adalah petani padi.
Ada
banyak gangguan dari proses pertumbuhan padi. Salah satunya adalah hama tikus. Tikus adalah hewan
pengganggu tanaman padi yang menyerang
batang tanaman padi. Jika batang tanaman
padi sudah dimakan tikus, tanaman padi akan busuk dan mati. Jika
lazimnya petani menggunakan pestisida dari hasil produksi pabrik, hasilnya
adalah tanah sawah dan air akan ikut tercemar dan merusak lingkungan hidup. Hal
lain yang tidak merusak lingkungan hidup adalah dengan membuat jebakan tikus.
Hal inilah yang membuat penullis
tertarik untuk membuat jebakan tikus tersebut, dan kami angkat dalam karya
ilmiah ini dengan judul “Jebakan Tikus Paralel”.
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui dampak positif dari tikus
sawah
2. Untuk
mengetahui dampak negatif dari adanya tikus sawah
3. Untuk
mengetahui cara dalam mengurangi dampak negatif dari adanya tikus sawah
4. Untuk
mengetahui manfaat/positif dari jebakan tikus paralel untuk ekosistem sawah
D. Manfaat
1. Mengetahui
manfaat/dampak positiif dari tikus sawah
2. Mengetahui
dampak negatif dari adanya tikus sawah
3. Mengetahui
cara mengurangi dampak negatif dari adanya tikus sawah
4. Mengetahui
dampak positif dari jebakan tikus paralel untuk ekosistem sawah
E. Spesifikasi
Teknik
E.1. Alat
1. Paku
triplek
2. gergaji
3. palu
4. penggaris
5. pisau/ani-ani
6. pensil
E.2.
Bahan
1. Bambu
2. Kayu
3. Kepiting (cuyu)
E.3. Cara Kerja / Cara Pembuatan
1. Bambu
dibilah dengan panjang masing-masing 100 cm dan 50 cm,
2. Buat
kerangka kandang ukuran panjang 100 cm dan lebar serta tingginya 50 cm,
3. Bilahan
bambu dirapikan dan dirangkai pada kerangka dari kayu,
4. Paku
pada kedua ujung dengan paku triplek,
5. Beri
pintu kira-kira ukuran 100 cm pada salah
satu sisi sampingnya,
6. Pada
bagiian depan, beri lubang untuk tempat bubu yang menjadi jalan masuk tikus.
7. Di
dalam kandangnya, beri umpan kepiting yang dibakar agar tikus tertarik,
8. Jika
tikus sudah masuk, tikus tidak bisa keluar lagi.
F. Keunggulan
1. Dengan
jebakan tikus paralel, tikus yang terperangkap lebih banyak. Jika sudah ada
tiikus yang terjebak maka akan memancing tikus lain untuk menolongnya.
2. Jebakan
ini memperangkap tikus tanpa menyakitinya, jadi tikus tidak akan mati dan tikus
pun bisa dimanfaatkan oleh petani.
3. Dengan
bahan yang mudah dicari disekitar kita, maka petani di pedesaan pun akan lebih
mudah untuk membuatnya.
4. Dalam
upayanya menangkap tikus sawah, para petani juga tidak merusak kualitas tanah
sawahnya karena bahan yang untuk menangkap tikus sawah menggunakan bahan yang
organik yang tidak merusak tanah maupun kualitas tanaman padinya
5. Biaya
yang digunakan terjangkau, jadi ini adalah alternatif untuk petani menengah
kebawah.
G. Penerapan
dalam Masyarakat
Teknologi
tepat guna kami dapat di terapkan dalam masyarakat terutama untuk para petani
dalam mengatasi hama padi nya terutama tikus sawah yang merupakan salah satu
hama yang paling menggangu dalam produksi padi.
H. Prospek Pengembangan
Rencana
kami apabila jebakan tikus paralel ini dapat diterima oleh masyarakat, maka
kedepannya kami akan mengadakan sosialisasi kepada para petani tentang cara
pembuatan, keuntungan serta penerapan jebakan tikus paralel kami sehingga akan
mempermudah para petani untuk membasmi hama padi dengan membuat alat tersendiri
dimana bahan - bahannya maupun mudah di
dapat sehingga dapat meringankan biaya para petani untuk merawat padinya. Terutama
untuk petani yang ekonominya menengah ke bawah. Selain itu, penulis juga akan
mendirikan suatu industri pembuatan pestisida herbal dari biji mahoni untuk
membasmi keong, untuk membantu pemerintah dalam mencari solusi bagi petani agar
lebih mudah dalam mencari pestisida pembasmi hama, terutama keong yang aman
bagi lingkungan, murah serta mudah didapatkan dan diterapkan oleh para petani.
I. Daftar Pustaka
·
Tjoe Tjien Mo,1953. Membrantas Hama Padi di
Sawah dan Gudang, Jakarta
·
Kusnaedi, 1999. Pengendalian Hama tanpa
Pestisida. Jakarta. Penebat Swadaya
·
Zulnayati, Suzana S, dan Yuswani P, 2004.
Patologi Benih dan Hama Pasca Panen
·
Arifin, Bustanul. 1997. “Penurunan
Konstribusi Sektor Pertanian”. Bisnis Indonesia, 25 Maret 1997.
·
Wiratmaaja, Y. 2006. Hama dan Penyakit
Tanaman Padi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Gambarnya mana Neng
BalasHapusGambarnya mana Neng
BalasHapus