Selasa, 30 September 2014

JEBAKAN TIKUS PARALEL



TEKNOLOGI TEPAT GUNA
A.  Judul
Jebakan Tikus Paralel
B.  Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang  agraris dengan wilayah pertanian yang sangat potensial. Sebagian besar warga negara Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Hasil panen  dari pertanian  adalah salah satu tolak  ukur berhasilnya petani bidang pertanian, yang utama adalah petani  padi.
Ada banyak gangguan dari proses pertumbuhan padi. Salah satunya  adalah hama tikus. Tikus adalah hewan pengganggu tanaman padi  yang menyerang batang tanaman padi.  Jika batang tanaman padi sudah dimakan  tikus,  tanaman padi akan busuk dan mati. Jika lazimnya petani menggunakan pestisida dari hasil produksi pabrik, hasilnya adalah tanah sawah dan air akan ikut tercemar dan merusak lingkungan hidup. Hal lain yang tidak merusak lingkungan hidup adalah dengan membuat jebakan tikus. Hal inilah yang membuat  penullis tertarik untuk membuat jebakan tikus tersebut, dan kami angkat dalam karya ilmiah ini dengan judul “Jebakan Tikus Paralel”.
C.    Tujuan
1.    Untuk mengetahui dampak positif dari  tikus sawah
2.    Untuk mengetahui dampak negatif dari adanya tikus sawah
3.    Untuk mengetahui cara dalam mengurangi dampak negatif dari adanya tikus sawah
4.    Untuk mengetahui manfaat/positif dari jebakan tikus paralel untuk ekosistem sawah



D.    Manfaat
1.    Mengetahui manfaat/dampak positiif dari tikus sawah
2.    Mengetahui dampak negatif dari adanya tikus sawah
3.    Mengetahui cara mengurangi dampak negatif dari adanya tikus sawah
4.    Mengetahui dampak positif dari jebakan tikus paralel untuk ekosistem sawah
E.     Spesifikasi Teknik
E.1. Alat
1.    Paku triplek
2.    gergaji
3.    palu
4.    penggaris
5.    pisau/ani-ani
6.    pensil
E.2. Bahan
1.    Bambu
2.    Kayu
3.    Kepiting  (cuyu)







E.3.  Cara Kerja / Cara Pembuatan
1.    Bambu dibilah dengan panjang masing-masing 100 cm dan 50 cm,
2.    Buat kerangka kandang ukuran panjang 100 cm dan lebar serta tingginya 50 cm,
3.    Bilahan bambu dirapikan dan dirangkai pada kerangka dari kayu,
4.    Paku pada kedua ujung dengan paku triplek,
5.    Beri pintu kira-kira ukuran  100 cm pada salah satu sisi sampingnya,
6.    Pada bagiian depan, beri lubang untuk tempat bubu yang menjadi jalan masuk tikus.
7.    Di dalam kandangnya, beri umpan kepiting yang dibakar agar tikus tertarik,
8.    Jika tikus sudah masuk, tikus tidak bisa keluar lagi.












F.      Keunggulan
1.  Dengan jebakan tikus paralel, tikus yang terperangkap lebih banyak. Jika sudah ada tiikus yang terjebak maka akan memancing tikus lain untuk menolongnya.
2.  Jebakan ini memperangkap tikus tanpa menyakitinya, jadi tikus tidak akan mati dan tikus pun bisa dimanfaatkan oleh petani.
3.  Dengan bahan yang mudah dicari disekitar kita, maka petani di pedesaan pun akan lebih mudah untuk membuatnya.
4.  Dalam upayanya menangkap tikus sawah, para petani juga tidak merusak kualitas tanah sawahnya karena bahan yang untuk menangkap tikus sawah menggunakan bahan yang organik yang tidak merusak tanah maupun kualitas tanaman padinya
5.  Biaya yang digunakan terjangkau, jadi ini adalah alternatif untuk petani menengah kebawah.
G. Penerapan dalam Masyarakat
Teknologi tepat guna kami dapat di terapkan dalam masyarakat terutama untuk para petani dalam mengatasi hama padi nya terutama tikus sawah yang merupakan salah satu hama yang paling menggangu dalam produksi padi.












H.  Prospek Pengembangan
Rencana kami apabila jebakan tikus paralel ini dapat diterima oleh masyarakat, maka kedepannya kami akan mengadakan sosialisasi kepada para petani tentang cara pembuatan, keuntungan serta penerapan jebakan tikus paralel kami sehingga akan mempermudah para petani untuk membasmi hama padi dengan membuat alat tersendiri dimana bahan -  bahannya maupun mudah di dapat sehingga dapat meringankan biaya para petani untuk merawat padinya. Terutama untuk petani yang ekonominya menengah ke bawah. Selain itu, penulis juga akan mendirikan suatu industri pembuatan pestisida herbal dari biji mahoni untuk membasmi keong, untuk membantu pemerintah dalam mencari solusi bagi petani agar lebih mudah dalam mencari pestisida pembasmi hama, terutama keong yang aman bagi lingkungan, murah serta mudah didapatkan dan  diterapkan oleh para petani.

I.    Daftar  Pustaka
·         Tjoe Tjien Mo,1953. Membrantas Hama Padi di Sawah dan Gudang, Jakarta
·         Kusnaedi, 1999. Pengendalian Hama tanpa Pestisida. Jakarta. Penebat Swadaya
·         Zulnayati, Suzana S, dan Yuswani P, 2004. Patologi Benih dan Hama Pasca Panen
·         Arifin, Bustanul. 1997. “Penurunan Konstribusi Sektor Pertanian”. Bisnis Indonesia, 25 Maret 1997.
·         Wiratmaaja, Y. 2006. Hama dan Penyakit Tanaman Padi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

2 komentar: