Penanganan Anak Berkesulitan Belajar dengan Pembiasaan
Nurhayati Pentasari
Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Surakarta
Abstrak
Di
dunia pendidikan kita tidak akan pernah bisa terlepas dari yang namanya anak
berkesulitan belajar, pasti kita selalu menemui anak berkesulitan belajar di
sekolah. untuk menangani anak berkesulitan belajar bisa dengan menggunakan
penanganan pembiasaan yang diterapkan setiap hari di sekolah dengan hal ini
akan meminimalisir anak berkesulitan belajar. penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif. bertujuan untuk memberikan penanganan kepada anak
beresulitan belajar dengan pembiasaan.
Kata
Kunci : Pendidikan,
Pembiasaan, Penanganan Anak Berkesulitan Belajar.
Pendahuluan
Pendidikan individu dapat
dilakukan melalui pendidikan formal, non formal maupun informal. Salah satu
tempat untuk mendapatkan pendidikan secara formal adalah perguruan tinggi,
yakni merupakan pendidikan lanjutan bagi peserta didik setelah selesai menempuh
pendidikan menengah atas. Menurut UU No. 12 Tahun 2012, perguruan tinggi adalah
satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi (Pasal 1 Ayat 6),
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Pasal 1 Ayat 9).
Aktifitas pendidikan
atau belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara
wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang kadang dapat cepat
menangkap apa yang dipelajari, kadangkadang terasa amat sulit. Demikian kenyataan
yang sering dijumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam
kaitannya dengan Kesulitan Belajar Pada Anak: Identifikasi Faktor yang Berperan
aktifitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individu
ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku dikalangan anak didik.
Siswa yang tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan
kesulitan belajar. Menurut Djamarah (2002) bahwa gangguan yang menyebabkan
seseorang mengalami kesulitan belajar dapat berupa sindrom psikologis yang dapat
berupa ketidakmampuan belajar (learning
disability). Sindrom berarti gejala yang muncul sebagai indikator adanya
ketidaknormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar anak. Kesulitan
belajar merupakan kekurangan yang tidak nampak secara lahiriah. Ketidak mampuan
dalam belajar tidak dapat dikenali dalam wujud fisik yang berbeda dengan orang
yang tidak mengalami masalah kesulitan belajar.
Metode
Penelitian
Menurut Sugiyono (2013: 1) penelitian
kualitatif pada hakikatnya adalah metoden penelitian yang digunakan untuk meneliti
keadaan yang alamiah. Peneliti merupakan instrumen kunci yang mengumpulan data secara train gulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil dari
penelitian lebih menekankan makna dari generalisasi.
Pada penelitian ini penulis menggunakan
tipe penelitian kualitatif lapangan.
Menurut Sugiyono (2013:2) kriteria
dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data
yang sebenarnya sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar yang terlihat,
terucap, tetapi data yang mengandung makna balik yang terlihat dan terucap tersebut.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil penelitian yang
didapatkan melalui dua sumber data,
yaitu data primer dan sekunder.
1. Data Primer
Lofland dalam Moleong (2006: 157) data primer adalah
data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh peneliti dari lapangan.
Penelitian ini,data primer yang diperoleh dari lokasi penelitian melalui wawancara sumber atau informan yang berpotensi dalam memberikan
informasi yang relevan dengan keadaan
yang sebenarnya di lapangan.
2. 2.Data Sekunder
Lofland dalam Moleong (2006: 157) data sekunder
merupakan data yang diperlukan dalam penelitian untuk melengkapi informasi yang
diperoleh dari data primer.Data sekunder dapat berupa studi pustaka yang
berasal dari buku-buku,penelitian lapangan, maupun dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan penelitian. Berbagai dokumen dihasilkan melalui objek
penelitian yang dipergunakan untuk
mendukung data primer dan memperkuat data dalam melakukan penelitian.
Pembahasan
Menurut Nathan
istilah kesulitan belajar (learning disability) diberikan kepada anak
yang mengalami kegagalan dalam situasi pembelajaran tertentu. Dalam hal ini
belajar didefinisikan sebagai ”perubahan perilaku yang terjadi secara terus menerus
yang tidak diakibatkan oleh kelelahan atau penyakit” (dalam Cruickshank &
Hallahan, 1975). Maka setiap karakteristik yang bersifat individu merupakan
hasil dari perpaduan pengaruh-pengaruh lingkungan dan kondisi kondisi genetika.
Dengan demikian variabelvariabel organismik, dan genetika sangat berpengaruh
terhadap perilaku selama lingkungan juga turut berpengaruh. Pengaruh organismic
dan genetika memerlukan adanya respon lingkungan yang efektif (Throne dalam
Cruickshank & Hallahan, 1975).
Secara etimologi,
pembiasaan berasal dari kata “biasa”. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,
“biasa” berarti 1) Lazim atau umum, 2) Seperti sedia kala, 3) Sudah merupakan
hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dengan adanya prefiks
“pe” dan sufiks “an” menunjukkan arti proses. Sehingga pembiasaan dapat
diartikan dengan proses membuat sesuatu/seseorang menjadi terbiasa. Dalam
kaitannya dengan metode pengajaran pendidikan agama Islam, dapat dikatakan
bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak
didik berfikir, bersikap, bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.
Pembiasaan sebenarnya berintikan pengalaman, yang
dibiasakan itu adalah sesuatu yang diamalkan. Metode pembiasaan juga tergambar
dalam Al-Qur’an dalam penjabaran materi pendidikan melalui kebiasaan yang
dilakukan secara bertahap. Dalam hal ini termasuk merubah kebiasaan–kebiasaan
yang negatif. Kebiasaan ditempatkan oleh manusia sebagai sesuatu yang istimewa.
Ia banyak sekali menghemat kekuatan manusia, karena sudah menjadi kebiasaan
yang sudah melekat dan spontan, agar kekuatan itu dapat dipergunakan untuk
kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang pekerjaan, berproduksi dan aktivitas
lainnya.
Hasil
Setiap sekolahan dengan beragam
anak tentu tidak akan terlepas dari yang namanya anak berkesulitan belajar,
tidak dapat dipungkiri bahwa kita pasti menemui anak yang mengalami kesulitan
belajar. Berdasarkan pengamatan saya terhadap RA Miftahul 'Ulum Canden Boyolali
disana menerapkan penanganan untuk anak yang mengalami kesulitan belajar dengan
menggunakan pembiasaan. Pembiasaan yang saya temui disana adalah berbentuk
pengulangan-pengulangan yang terus di lakukan sehingga anak akan dengan
sendirinya dapat larut mengikuti sehingga dari yang sulit dipahami karena
dengan diterapkannya penanganan pembiasaan ini anak yang berkesulitan belajar
pun lama-kelamaan akan terbiasa dan menjadi bisa.
Kesimpulan
Berdasarkan Hasil diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa untuk menangani anak berkesulitan belajar menggunakan
penanganan pembiasaan.
Daftar
Pustaka
Djamarah, S.B. (2002). Psikologi Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta
Kauffman & Hallahan D.P. (2005). Special
education: What it is and Why
We
Need it. Boston: Pearson
Education, Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar