MENGENAL MEKANISME
REAKSI ORGANIK
Sebelum mempelajari reaksi kimia dalam senyawa organik
mari kita mengenal beberapa istilah yang akan digunakan serta faktor-faktor apa
saja yang akan memengaruhi reaksi kimianya.
1. Pemecahan
ikatan kovalen
Senyawa karbon dapat mengalami pemecahan ikatan
kovalen dengan membentuk zat antara/intermediate.atau keadaan transisi melalui
2 cara yaitu:
a. Pemecahan homolitik
(simetris) --> menghasilkan radikal bebas
b. Pemecahan heterolitik
(tidak simetris) --> menghasilkan 2 spesi ion yaitu karbokation dan
karboanion
2. Jenis zat antara
Ada 2 jenis zat antara/intemediate yang sangat reaktif
yaitu:
a. Radikal
--> spesi atom yang mengandung 1 elektron yang belum berpasangan.
Urutan kestabilan radikal:
Tersier> sekunder > primer > metil
b. Ion
karbokation/karbonium --> spesi atom C yang kekurangan 1 elektron
pada kulit terluarnya à bermuatan positif.
Urutan kestabilan radikal:
Tersier> sekunder > primer > metil
c. Ion
karboanion/karbanion --> spesi atom C yang kelebihan 1 elektron pada
kulit terluarnya à bermuatan listrik negatif.
Urutan kestabilan radikal:
Tersier< sekunder < primer < metil
3. Pereaksi Elektrofilik dan
Nukleofilik.
a. Pereaksi elektrofilik
--> filia=cinta --> cinta elektron berarti spesi ini bermuatan
positif sehingga akan menyerang daerah bahkan inti atom yang kaya
elektron/bermuatan negatif.
Contoh: BF3, SO3, AlCl3,
SbF3, CO2, HSO3 +, NO2 +,
Br +.
b. Pereaksi nukleofilik
--> filia=cinta --> cinta nukleus berarti spesi ini bermuatan negatif
sehingga akan menyerang daerah bahkan inti atom yang miskin elektron/bermuatan
positif
Contoh: X -, H2O, OH -,
NH3, NH2 -, CN -, ROH, RO –
Catatan: spesi bermuatan jauh lebih reaktif ketimbang
spesi netral (tak bermuatan).
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERADAAN
ELEKTRON PADA IKATAN
Adanya kerapatan elektron memicu dimulainya suatu
reaksi kimia !
Hal-hal apa saja yang menyebabkan keberadaan elektron
pada ikatan?
1. Elektronegativitas
-->dengan skala Linus Pauling (4 (F); 3,5 (O), 3 (N dan Cl), 2,8 (Br)
menyatakan bahwa kemampuan suatu atom suatu unsur untuk menarik elektron ke
arah dirinya sendiri.
2. Efek
induksi --> pengaruh gugus atom yang lebih elektronegatif
sepanjang rantai C terhadap perpindahan pasangan elektron ke arah atom yang
bersifat elektronegatif. Atom/gugus yang mempunyai afinitas elektron lebih
besar daripada hidrogen dikatakan bahwa atom/gugus tsb mempunyai efek induktif
negatif. Sedangkan yang cenderung melepaskan elektron disebut efek
induktif positif.
Efek induksi dijumpai pada rantai karbon berikatan sigma. Perhatikan pada senyawa berikut:
C - C - C - C - Cl
4 3 2 1
Atom klor yang bersifat sangat elektronegatif akan menginduksi atom C no 1 sehingga atom C no 1 menjadi lebih ber"elektron". Dengan demikian atom C no 1 mampu menginduksi atom C no 2 sehingga atom C no 2 mempunyai kerapatan elektron lebih. Dst. Namun semakin jauh dari atom Cl, pengaruh induksi semakin lemah.
Efek induksi dijumpai pada rantai karbon berikatan sigma. Perhatikan pada senyawa berikut:
C - C - C - C - Cl
4 3 2 1
Atom klor yang bersifat sangat elektronegatif akan menginduksi atom C no 1 sehingga atom C no 1 menjadi lebih ber"elektron". Dengan demikian atom C no 1 mampu menginduksi atom C no 2 sehingga atom C no 2 mempunyai kerapatan elektron lebih. Dst. Namun semakin jauh dari atom Cl, pengaruh induksi semakin lemah.
3. Efek
mesomerik --> perpindahan sementara phi elektron atau pasangan
elektron bebas ke salah satu atom yang terikat dengan ikatan rangkap sebagai
kebutuhan pereaksi yang bereaksi. Ada mesomeri positif ada mesomeri
negatif. Efek ini dijumpai pada ikatan phi.
4. Efek resonansi -->
perpindahan/pergerakan elektron valensi di dalam suatu molekul tanpa mengubah
struktur molekulnya.
Makin banyak bentuk resonansi suatu
molekul maka molekul tsb makin stabil. Mengapa?
5. Hiperkonjugasi
--> peristiwa perpindahan/delokalisasi elektron
6. Efek Sterik
7. Pengaruh pelarut
8. Sifat asam-basa Nukleofil/elektrofil nya
9. Gugus perginya
TIPE REAKSI
ORGANIK
Reaksi alkana (hidrokarbon jenuh): cenderung tidak reaktif (lembam).
Mendobrak kelembaman senyawa alkana sehingga menjadi reaktif hanya jika salah
satu atom H diganti dengan gugus:
a. Halogen (X=Cl. Br, I)
b. Gugus –OH (alkohol)
c. Gugus –NH2
d. Gugus R - C≡N
e. Gugus karbonil aldehida dan keton: R- CO – R
f. Reaksi hidrokarbon tak jenuh yaitu alkena (rangkap dua) dan alkuna
(rangkap tiga), reaksi menjadi reaktif karena adanya elektron phi pada ikatan
rangkapnya.
Secara umum
terdapat 4 tipe reaksi kimia organik:
1. Reaksi substitusi/penggantian
=suatu
atom/gugus di dalam suatu senyawa diganti oleh suatu atom/gugus lain dari
senyawa yang lain. Konsep dasarnya adalah atom/gugus yang mengganti
haruslah lebih reaktif ketimbang atom/gugus yang diganti.
Contoh:
a.
Reaksi radikal bebas alkana + uv/X2 --> Alkil halida + HX
(X = atom
halogen yaitu Cl, Br, I).
b.
Alkana + HX --> R-X + H2
(R-X adalah
senyawa alkil halida)
Ada 2 jenis reaksi substitusi yaitu:
1. Substitusi Nukleofilik (SN) 1
2. Substitusi Nukleofilik (SN) 2
Subtitusi Nukleofilik (SN 1)
SN 1 ditandai dengan reaksi yang melalui jalur karbokation. Oleh
karena itu, “gugus pergi “ (leaving group) haruslah terikat pada karbo tersier
atau sekunder untuk menstabilkan zat intermediate nya. Dampak lain pada
reaksi SN 1 memungkinkan terjadinya pergeseran hidrida dan metida.
NOTE:
Kekuatan Basa:
Kuat-lemahnya basa tidak penting karena basa tidak terlibat dalam tahap penentu
laju reaksi alias tidak memengaruhi pembentukan karbokation.
Gugus pergi (Leaving
groups): gugus pergi yang baik diperlukan seperti halida (-X) atau tosilat
karena “gugus pergi” jelas terlibat dalam tahap pembentukan karbokation
Hati-hati terhadap
reaksi penataan ulang (baik geseran hidrida maupun metida) pada jalur SN1
karena ingat di sini terjadi pembentukan karbokation sebagai zat
intermediatnya.
Cermati mekanisme jalur
SN1 secara umum sbb:
Perhatikan contoh
reaksi SN 1 sbb:
Substitusi Nukleofilik
SN 2:
Cermati bentuk umum
mekanisme SN2:
nuc: = nucleophile
X = leaving group
(usually halide or tosylate)
Pada reaksi SN2, “gugus
pergi” (gugus umum yang biasa adalah halida atau tosilat) diganti dengan suatu
nukelofil. Reaksi ini bekerja paling baik pada metil dan halida primer
karena alkil halida yang mengandung banyak cabang dapat menghalangi serangan
Nukelofil dari belakang. Pada halida sekunder dan tersier reaksi SN2
sulit terjadi.
Perhatikan contoh ion hidroksida sebagai Nukleofil dan Bromine sebagai “gugus pergi” yang baik:
NOTE:
-SN2 cenderung untuk mengalami inversi konfigurasi disebabkan serangan
Nukleofil dari arah belakang.
Pelarut protik seperti air dan alkohol
menstabilkan Nukleofil yang tidak bereaksi sekalipun. Oleh karena itu
pelarut polar yang aprotik misalnya eter, keton, hidrokarbon
tersubstitusi halogen juga diperlukan.
Nukleofil yang baik diperlukan
karena keadaan ini terlibat dalam tahap penentu laju reaksi.
Gugus pergi yang baik seperti
halida atau tosilat diperlukan pada tahap penentu laju reaksi.
2. Reaksi adisi
=Reaksi yang mengubah ikatan tak jenuh
atau phi (rangkap) menjadi ikatan jenuh atau sigma (tunggal).
Reaktivitas : HI > HBr > HCl >> HF (asam lebih kuat = elektrofil baik )
Pada mekanisme adisi elektrofil, elektron phi lah yang memulai serangan
terhadap elektrofil membentuk karbokation yang stabil. Selanjutnya
Nukleofil menyerang karbokation untuk membentuk produk.
Karena serangan awal dilakukan oleh elektron phi
terhadap sebuah elektrofil, maka adisi HX pada alkena
disebut reaksi adisi elektrofilik (menyukai elektron).
Beberapa jenis adisi elektrofil sbb:
- Hydroxylation
- Oxidative Cleavage
- Epoxidation
- Cyclopropanation
- Halohydrin Formation
Contoh:
a.
Hidrogenasi/reduksi:
Adisi H2/Ni/Pt/Pd/ Ru + alkena --> alkana
Adisi H2/Ni/Pt/Pd/ Ru + alkena --> alkana
b.
Hidrogenasi/reduksi:
Adisi H2/Ni / Pt / Pd/ Ru + aldehida --> alkanol / alkohol
Adisi H2/Ni / Pt / Pd/ Ru + aldehida --> alkanol / alkohol
c.
Hidrogenasi/reduksi:
Adisi H2/Ni/Pt/ Pd/Ru + benzena --> sikloheksana
Adisi H2/Ni/Pt/ Pd/Ru + benzena --> sikloheksana
d.
Adisi H2O + alkena --> alkanol / alkohol
e.
Adisi HX + alkena --> alkil halida
(berlaku aturan Markovnikov untuk alkena tak simetris.
Ingat: Kimia Kls X Smt 2).
Ingat: Kimia Kls X Smt 2).
Think Time:
Pikirkan mekanisme reduksi sikloheksena + H2/Pt --> ???
HIDROBORASI
Hidroborasi merupakan salah satu aplikasi adisi elektrofilik.
Hidroborasi bisa dijelaskan mengikuti aturan Markovnikov maupun anti
Markovnikov. Produk anti diperoleh jika pada hidroborasi
ditambahkan senyawa peroksida (H2O2).
Lihat contoh hidroborasi pada alkena tak simetris berikut, yang mengikuti
aturan Markovnikov:
Sedangkan mekanisme reaksi hidroborasi yang mengikuti reaksi
AntiMarkovnikov dapat dijelaskan pada gambar sbb:
Pada tahap awal, elektron phi menyerang atom H membentuk cincin segi 4
sebagai ikatan rangkap intermediat. Keadaan ini disebabkan senyawa
intermediat yang terbentuk ini akan membentuk produk AntiMArkovnikov.
Atom boron bersifat sangat elektrofilik karena terdapat orbital p yang masih
kosong. Orbital seperti ini sangat mengingini elektron sehingga membentuk
sedikit interaksi ikatan dengan ikatan phi. Oleh karena beberapa kerapatan
elektron yang berasal dari ikatan rangkap bergerak menuju ikatan
dengan Boron, atom karbon berseberangan dengan Boron dalam keadaan sedikit
kekurangan elektron atau sedikit muatan positif. Muatan positif bisa
menjadi paling stabil melalui pembentukan karbon tersubstitusi sehingga karbon
yang berseberangan dengan Boron cenderung menjadi karbon yang paling
tersubstitusi (karbon tersier atau sekunder). Namun pada kasus reaksi
ini, segera sesudah senyawa intemediat diputuskan, BH2 akan menempel pada
karbon yang paling TIDAK tersubstitusi.
CATATAN:
Jika digunakan pereaksi H2O2 maka:
Peroxide akan mengusir boran (BH2) dan
menggantinya
dengan alkohol untuk membentuk produk anti
Markovnikov.
Contoh lain adisi Anti Markovnikov:
Jika pereaksi yang digunakan adalah senyawa peroksida pada reaksi adisi
maka produk yang melimpah adalah produk anti Markovnikov. Lihat
perbandingan reaksi adisi Hbr pada 1 propena dalam adisi Markovnikov dan non
Markovnikov sebagai berikut:
ADISI NUKLEOFILIK TERHADAP GUGUS KARBONIL
Apakah gugus karbonil? Gugus karbonil adalah C=O
perhatikan bahwa atom Oksigen menjadikan ikatan C=O menjadi reaktif.
Mengapa???
Contoh reaksi adisi nukleofilik terhadap gugus
karbonil:
Perhatikan, pada reaksi tsb, ion asetilida (dari
kel.alkuna) berperan sebagai nukleofil.
Bentuk mekanisme umum adisi nukleofilik terhadap gugus
karbonil sbb:
Tahap awal adalah serangan Nukleofil terhadap karbon
bermuatan positif parsial (yang berasal dari gugus karbonil (C=O).
Selanjutnya terbentuk senyawa intermediate dengan muatan atom oksigen
yang bermuatan full negatif. Atom oksigen akan terprotonasi untuk
menghasilkan alkohol.
Reaksi adisi lainnya misalnya:
f. Adisi HCN + keton --> H O - R – CN
Catatan:
Alkohol=alkanol:
R –OH (ada gugus reaktif –OH)
Aldehida:
R – HC=O (ada gugus reaktif – C=O yang disebut gugus karbonil)
Keton = alkanon: R – RC = O
(ada gugus reaktif – C=O yang disebut gugus karbonil)
g. Adisi alkena + X2/ CCl4 atau CH2Cl2 --> dihalida alkana
Hint: CCl4 atau Ch2Cl2 adalah pelarut nonpolar.
Reaksi identifikasi adanya ikatan rangkap pada alkena dikenal sebagai reaksi brominasi alkena:
Adisi Br2 + alkena --> bromo alkana
(Adanya senyawa berikatan rangkap ditandai dengan hilangnya warna merah kecoklatan
dari air Brom (Br2) karena Br2 teradisi oleh ikatan rangkap pada alkena).
Buatlah mekanisme reaksi adisi sbb:
Sikloheksena + Br2/ CCl4 --> siklo 1.2 dibromo heksana
3. Reaksi Eliminasi
=Reaksi
kebalikan dari reaksi adisi. Reaksi yang mengubah ikatan sigma menjadi ikatan
phi.
=berlaku
eliminasi beta.
Contoh:
a.
R-OH + H2SO4/110o C --> alkena + H2O
Ingat bahwa
alkena merupakan produk utama sedangkan H2O adalah produk samping.
Seringkali
dalam reaksi kimia organik, produk samping tidak ditulis. Kendati
demikian agar anda dapat membuat reaksi kimia menjadi setara koefisien reaksi
maka semua produk samping yang dihasilkan perlu ditulis.
b. R-
X + NaOH/etanol --> alkena + Na-X + H2O
Berlaku untuk hal yang sama pada
reaksi sebelumnya bahwa, Na-X dan H2O adalah produk samping. Sedangkan Alkena
merupakan produk mayor sekaligus produk utamanya.
Reaksi eliminasi juga terdiri dari dua tahap:
1. Eliminasi 1
2. Eliminasi 2
Eliminasi 1:
Mekanisme E1 secara umum:
B: = basa
X = gugus pergi (umumnya halida atau tosilat)
X = gugus pergi (umumnya halida atau tosilat)
Pada mekanisme E1, tahap
pertama adalah hilangnya gugus pergi yang berjalan pada tahap lambat sebagai
penentu laju reaksi. Hasil dari keadaan ini yaitu terbentuklah
karbokation. Selanjutnya hidrogen tetangga akan diserang oleh basa
sehingga elektron dari hidrogen-karbon akhirnya membentuk double bond.
Keterlibatan pembentukan karbokation memungkinkan terjaidnya reaksi penataan
ulang.
Contoh reaksi E1:
Contoh lain E1: Dehidrasi alkohol
Mekanisme umum dehidrasi alkohol sbb:
Tahap awal adalah melibatkan protonasi alkohol oleh
suatu asam diikuti hilangnya molekul air sehingga dihasilkan karbokation (jalur
E1):
Eliminasi terjadi ketika asam konjugasi dari suatu
basa menyerang atom Hidrogen. Produk akhir dihasilkan alkena.
Contoh reaksi dehidrasi alkohol: (jelaskan
mekanismenya)
Basa kuat: Basa kuat
diperlukan karena basa terlibat pada tahap penentu laju reaksi
Gugus pergi: Gugus pergi
yang baik diperlukan seperti halida atau tosilat karena juga terlibat pada
tahap penentu laju reaksi.
Stereokimia: Seringkali
terjadi stereokimia antiperiplanar
NOTE:
Tulis berbagai basa kuat yang efektif digunakan dalam reaksi E2.
Bagaimana dengan Na-etoksida dalam etanol ? atau kalium tersbutoksida.
Buatlah mekanisme E2 1 bromodekana + K-tersbutoksida
ATURAN ZAITSEV pada eliminasi BETA:
JIka produk alkena yang diperoleh MELIMPAH (DOMINAN) adalah alkena yang
paling tersubstitusi pada mekanisme E2 ini maka disebut ekiminasi ZAITSEV.
Coba kerjakan pada 2 bromo 2 metil butana + CH3-Ch2-O-Na/etanol
--> ...... + ........... (produk apa yang lebih melimpah???)
4. Reaksi Penataan Ulang / Rearrangement)
=reaksi yang
berlangsung degan penataan ulang atom-atom di dalam suatu molekul untuk
mencapai bentuk/struktur yang lebih stabil.
Ingat:
kestabilan di sini diartikan apa terkait kinetika reaksi maupun termodinamika
yang telah Anda pelajari pada semester 1.
Contoh:
C - C - C=
C + HCl --> C - C- C+
- C --> C - C+
- C - C
l
l
l
C
C
C
(karbokation sekunder)
(karbokation tersier=stabil)
= tidak
stabil
l
l
Cl
l
C - C - C - C C - C - C - C
l
l
l
C Cl
C
(produk kurang stabil/minor) (produk stabil/mayor)
(produk kurang stabil/minor) (produk stabil/mayor)
TUGAS 1. (WAJIB DIKERJAKAN !!! )
Soal
1.
Jelaskan
mengapa 1.3 pentadiena lebih stabil ketimbang 1.4 pentadiena
Soal 2.
Mengapa ion
karbonium C-C+ – C lebih stabil
ketimbang C – C – C+ ?
Soal 3.
Urutkan atas
dasar kenaikan kebasaan dan nukleofilitas anion-anion sbb:
a. Cl-
; Br - ; F - ; I -
b. CH3-O
- ; OH - ; CH3CO2 -
Soal 4.
Diketahui
kecepatan suatu reaksi organik
sbb:
(CH3)3 C –
Cl + OH - --> (CH3)3 COH + Cl -
a.
Tentukan persamaan kinetika reaksi kimia bila orde nol terhadap OH -
b.
Tulis mekanisme reaksi organik tsb
Soal 5
Hitung
perubahan energi bebas (∆Go pada 25oC) untuk isomerisasi isobutana menjadi n-butana bila diketahui ∆H isobutana dan
n butana
berturut-turut adalah -31,5 dan -29,8 kkal/mol. Adapun entropinya (∆So) berturut-turut adalah 70,4 dan
74,1 kkal/mol/oC.
Soal 6
(lihat gambar sbb)
SOAL 7 . (lihat gambar sbb)
Tentukan
klasifikasi spesi sbb apakah nukleofil atau basa elektrofil:
a. CH
≡ C -
b. SO3
c. RCOCl
d. RSH
e. R2S
f. H2O
g.
HCHO
SOAL 8
(lihat gambar sbb)
SOAL 9 (lihat gambar
sbb)
SOAL 10.
Tulis mekanisme reaksi antara ozon (O3) dengan:
a. CH3 - CH = CH - CH3
b. Siklobutana
c. (CH3)2C = CH - CH2
TUGAS 2
Tulis mekanisme reaksi antara ozon (O3) dengan:
a. CH3 - CH = CH - CH3
b. Siklobutana
c. (CH3)2C = CH - CH2
TUGAS 2
THINK TIME: TINJAUAN KESTABILAN:
Stabil yang manakah? Stabil kinetika atau stabil termodinamika.
Coba Anda pikirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar