Pentingnya
Peran Guru Bayangan (Shadow Teacher)
untuk Anak Berkebutuhan Khusus dalam Proses Pembelajaran di Kelas
Nurhayati Pentasari
Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Surakarta
Abstrak
Masih kurangnya perhatian sekolah regular untuk
memperhatikan anak berkebutuhan khusus dengan tidak adanya fasilitas guru
bayangan (shadow teacher) yang
membantu anak berkebutuhan khusus berfungsi maksimal dalam mengatasi
kesulitan-kesulitannya ketika bersekolah di sekolah regular bersama anak normal
lainnya. salah satu upaya untuk memaksimalkan proses belajar anak berkebutuhan
khusus perlu adanya kesadaran akan pentingnya guru bayangan (shadow teacher) untuk mereka yang bersekolah di
sekolah regular. Bertujuan untuk memaksimalkan fungsi anak berkebutuhan khusus
berbaur dan berdinamika di dalam proses pembelajaran dikelas bersama dengan
anak normal lainnya di sekolah regular. Penelitian ini termasuk kedalam
penelitian kualitatif lapangan dimana data diperoleh melalui wawancara dan
observasi langsung dilapangan. Dapat disimpulkan bahwa sekolah regular yang
memfasilitasi guru bayagan (shadow
teacher) untuk anak berkebutuhan khusus di dalam proses pembelajaran di
eklas lebih mengalami peningkatan yang cukup berarti. hal ini membuktikan bahwa
melalui peran guru bayangan (shadow
teacher) di dalam proses pembelajaran di kelas memeiliki peranan penting
untuk anak berkebutuhan khusus.
Kata
Kunci : Pendidikan Inklusi,
Guru bayangan, Shadow Teacher, Anak Berkebutuhan
Khusus, ABK
Pendahuluan
Kehidupan di dunia ini penuh
dengan warna dan beragam begitu juga dengan anak. Beberapa anak lahir di dunia
ini dalam keadaan normal maupun sebaliknya. Terlahir menjadi anak yang sempurna
dengan kesehatan yang prima, otak yang memiliki kecerdasan tinggi, sampai bakat
dan talenta yang mengagumkan.sedangkan dilain sisi juga terdapat anak yang
terlahir dengan mengalami kecacatan sejak lahir atau memiliki kecacatan fisik
maupun mental yang berbeda dengan anak normal pada umumnya. Anak-anak yang
terlahir berbeda dengan anak-anak normal pada umunya inilah yang disebut dengan
anak berkebutuhan khusus (ABK). Anak berkebutuhan khusus sendiri merupakan
anak-anak yang memerlukan penanganan khusus karena kelainannya tersebut
(Fadhli, 2010). Kemudian Geniofam (2010) memperkaya pendapat tersebut anak
berkebutuhan khusus adalah anak dengan
karakteristik khusus yang berbeda dengan anak normal pada umumnya.
Merujuk pada pengertian
tersebut,dapat dipahami bahwa dunia anak-anak normal dan anak berkebutuhan
khusus itu memiliki perbedaan. Anak berkebutuhan khusus beserta kelainannya,
tentu akan mengalami beberapa kesulitan di dalam menjalani kehidupan layaknya
anak-anak yang normal. Namun, di zaman yang semakin bergerak maju ini terlebih
di zaman now seperti saat ini sudah
berubah dan paradigma orang sudah mulai berubah terbuka mengenai anak-anak
berkebutuhan khusus. Hal ini dikarenakan banyak sekolah yang membuka dirinya
untuk menerima anak berkebutuhan khusus dapat bergabung di sekolah umum milik
mereka, berbaur dan berdinamika dengan anak-anak normal lainnya, serta belajar
bersama dengan guru-guru biasa di sekolah regular.
Anak berkebutuhan khusus untuk
bisa mengikuti proses pembelajaran di kelas baik itu sekolah regular maupun
sekolah khusus memerlukan seseorang untuk membimbingnya perlahan terlepas dari
peran guru kelas yang memandu jalannya proses pembelajaran di kelas
berlangsung. Guru kelas di sekolah regular di dalam menangani anak berkebutihan
khusus idealnya ditemani degan guru bayangan (shadow teacher) yang menangani anak berkebutuhan khusus tersebut.
Berdasarkan latar belakang
diatas, maka
penulis ingin melakukan penelitian untuk
mengetahui apakah sekolah regular yang menerima murid anak berkebutuhan khusus memfasilitasi
atau menyediakan guru bayangan (shadow
teacher) untuk anak berkebutuhan khusus di dalam proses belajar mengajar.
Berikut
dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaiamana pentingnya peran guru bayangan (shadow teacher) untuk anak berkebutuhan
khusus di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui
pentingnya peran guru bayangan (shadow
teacher) untuk anak berkebutuhan khusus di dalam mengikuti pembelajaran di
kelas.
Metode
Penelitian
Menurut Sugiyono (2013: 1) penelitian
kualitatif pada hakikatnya adalah metoden penelitian yang digunakan untuk meneliti
keadaan yang alamiah. Peneliti merupakan instrumen kunci yang mengumpulan data secara train gulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil dari
penelitian lebih menekankan makna dari generalisasi.
Pada penelitian ini penulis menggunakan
tipe penelitian kualitatif lapangan.
Menurut Sugiyono (2013:2) kriteria
dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data
yang sebenarnya sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar yang terlihat,
terucap, tetapi data yang mengandung makna balik yang terlihat dan terucap tersebut.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil penelitian yang
didapatkan melalui dua sumber data,
yaitu data primer dan sekunder.
1. Data Primer
Lofland dalam Moleong (2006: 157) data primer adalah
data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh peneliti dari lapangan.
Penelitian ini,data primer yang diperoleh dari lokasi penelitian melalui wawancara sumber atau informan yang berpotensi dalam memberikan
informasi yang relevan dengan keadaan
yang sebenarnya di lapangan.
2. 2.Data Sekunder
Lofland dalam Moleong (2006: 157) data sekunder
merupakan data yang diperlukan dalam penelitian untuk melengkapi informasi yang
diperoleh dari data primer.Data sekunder dapat berupa studi pustaka yang
berasal dari buku-buku,penelitian lapangan, maupun dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan penelitian. Berbagai dokumen dihasilkan melalui objek
penelitian yang dipergunakan untuk
mendukung data primer dan memperkuat data dalam melakukan penelitian.
Pembahasan
Konsep
anak berkebutuhan khusus memiliki arti yang lebih luas dibandingkan dengan
pengertian anak luar biasa. anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam
pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada
umumnya. anak berkebutuhan khusus ini mengalami hambatan dalam belajar dan
perkembangan. oleh sebab itu, mereka memerlukan layanan pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan belajar masing-masing anak.(Dadang Garnida, 2015).
Siswa berkebutuhan
khusus memiliki shadow teacher yang akan membantu guru dalam menghadapi
siswa tersebut di kelas. Kedua guru juga memanfaatkan kehadiran shadow
teacher sebagai tempat untuk bertanya tentang siswa D. Shadow teacher akan
menjadi backup ketika guru P maupun Y tidak dapat memberikan perhatian
intensif kepada siswa D. Siswa D menjadi lebih tertangani untuk mengajaknya
lebih fokus dalam mengerjakan tugas di kelas. Bekerjasama dengan shadow
teacher juga merupakan bagian penting karena pengajar siswa ADHD tidak diharapkan
untuk bekerja sendiri melainkan memiliki rekan yang dapat diajak berdiskusi
maupun memberikan bantuan (Mangunsong, 2011, h. 18).
Salah stu tujuan
kehadiran guru bayangan bagi ABK yangbersekolah disekolah regular adalah
membantu anak berkebutuhan khusus untuk dapat berhubungan
dengan lingkungan sekitarnya (Chatib & Said, 2012). Fungsi lainnya yang
juga dijabarkan oleh Berit & Skjorten, dalam pengantar pendidikan Inklusif,
(2003),yaitu :
- Mendampingi guru kelas dalam menyiapkan
kegiatan yang berkaitan dengan materi belajar.
- Mendampingi anak yang berkebutuhan khusus dalam menyelesaikan
tugasnya dengan pemberian intruksi yang singkat dan jelas.
- Memilih dan melibatkan teman seumuran
untuk kegiatan sosialisasinya.
- Menyusun kegiatan yang dapat dilakukan
didalam kelas maupun diluar kelas.
- Mempersiapkan anak berkebutuhan khusus
pada kondisi rutinitas yang berbuah positif.
- Menekankan keberhasilan anak berkebutuhan
khusus dengan pemberian reward (hadiah) yang sesuai serta pemberian
punishment (hukuman) terhadap perilaku yang tidak sesuai.
- Meminimalisasi kegagalan anak
berkebutuhan khusus.
- Memberikan pengajaran yang menyenangkan
kepada anak berkebutuhan khusus.
Hasil
Setelah
melakukan wawancara dengan guru
di PAUD Islam Makarima Kartasura dan PGIT Arofah 3 Banyudono mengenai
pentingnya peran guru bayangan (shadow
teacher) untuk anak berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran di kelas.
pertama, penulis melakukan
wawancara dengan Ibu Endang Susilowati selaku koordinator kesiswaan, beliau
mengatakan bahwa lembaga PAUD Islam Makarima Kartasura menerima anak
berkebutuhan khusus untu ikut bermain dan belajar disana, diantara anak-anak normal. Proses belajar
mengajar di kelas pun berjalan dengan sama rata tidak ada perbedaan, kemudian
di lembaga paud Islam Makarima anak yang mengalamai kebutuhan khusus di dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar didampingi oleh guru bayangan (shadow teacher).
Sebagai pembanding, penulis juga
melakukan wawancara dengan kepala sekolah PGIT Arofah 3 Banyudono, Pada
kesempatan berbeda, Ibu Mulyati, saat yang bersangkutan menjabat sebagai Kepala
Sekolah PGIT Arofah 3 Banyudono, mengatakan bahwa di PGIT Arofah 3 Banyudono
juga menerima anak berkebutuhan khusus akan tetapi kebijakan sekolah tidak
memfasilitasi anak untuk tetap diberi
pelayanan guru bayangan (shadow teacher)
di dalam proses belajar anak di dalam kelas, dan pihak sekolah mengembalikan ke
orang tua si anak untuk memberikan pendampingan dari luar sekolah tergantung
kebijakan orang tua mau diberikan pengasuh atau pembantu rumah tangga yang
dibawa sendiri oleh orang tua baik dengan memiliki dasar untuk mendampingi anak
berkebutuhan khusus maupun tidak.
Berdasarkan analisis penulis,
bahwa untuk dapat dikatakan anak dapat merekam dan mengikuti kegiatan belaja
mengajar di kelas terutama anak yang mengalami kebutuhan khusus untuk dapat
menyesuaikan dengan teman-temannya yang lain perlu adanya peran dari seorang
guru bayagan (shadow teacher) terlepas
dari pengawasan guru kelas yang masing-masing hanya terdapat dua guru kelas
jadi untuk dapat menghendel keseluruhannya terutama untuk anak yang
berkebutuhan khusus maka diperlukan adanya guru pendamping.
Menurut hasil wawancara dan
observasi guru bayangan (shadow teacher) di PAUD Islam Makarima Kartasura
perannya masih diterapkan untuk membantu anak berkebutuhan khusus dalam mengatasi
kesulitan-kesulitannya ketika bersekolah di sekolah regular bersama anak normal
lainnya, dengan adanya guru bayangan ini anak berkebutuhan khusus di PAUD Islam
Makarima Kartasura ini anak dapat ikut berdinamika di dalamnya. sedangkan di
PGIT Arofah 3 Banyudono yang dimana tidak terdapat guru bayangan (shadow teacher) yang mendampingi anak
berkebutuhan khusus maka capaian yang ditargetkan memang tidak terkonsep,
prinsipnya anak berkebutuhan khusus dapat berinteraksi saja tanpa memperdulikan
masalah kemampuan kognitifnya yang dijadikan capaian.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang di peroleh dalam
penelitian ini dapat diambil kesimpulan tentang pentingnya peran guru bayangan
(shadow teacher) untuk anak
berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran di kelas adalah bahwa guru
bayangan (shadow teacher) memiliki
peran penting di dalam membantu anak berkebutihan khusus berfungsi maksimal
dalam mengatasi kesulitan-kesulitannya ketika bersekolah di sekolah regular
bersama anak normal lainnya,karena jika tidak di damping oleh guru bayangan
maka guru kelas akan kewalahan mengingat dalam satu kelas hanya terdapat dua
orang guru maka anak berkebutuhan khusus tersebut diperlakukan sama rata dengan anak-anak normal
lainnya di kelas regular.
Daftar
Pustaka
Berit, J.,
Skjorten, M. D. 2003. Pendidikan
Kebutuhan Khusus Sebuah Pengantar. Bandung : Unipub Forlag.
Chatib, M.,
Said, A. 2012. Sekolah Anak-anak Juara
Berbasis Kecerdasan Jamak dan Pendidikan Berkeadilan. Bandung : Kaifa.
Fadli, A. 2013. Buku
Pintar Kesehatan Anak. Yogyakarta : Pustaka Anggrek
Garnida, Dadang. 2015. Pengantar Pendidikan Inklusif, Bandung:
PT Refika Aditama.
Geniofam. 2010. Mengasuh dan Mensukseskan Anak
Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta :Garai Ilmu.
Olivia, 2017. Pendidikan Inklusi untuk Anak-Anak
Berkebutuhan Khusus Diintegrasikan Belajar di Sekolah Umum. Yogyakarta:C.V
Andi Offset.