Fatin
Shidqia Lubis kini benar-benar telah manjadi magnet yang kuat di dunia maya.
Berkat suara emasnya ia menjadi trending topic di mana-mana.
Penampilannya di ajang X-Factor Indonesia ketika membawakan lagu Grenade yang
dipopulerkan oleh Bruno Mars, mengundang decak kagum banyak orang. Bahkan empat
juri X-Factor tanpa ragu lagi serempak memberikan vote yes untuk Fatin.
Terus
terang, saya sendiri sebelumnya tidak begitu memperhatikan acara X-Factor
Indonesia, yang ditayangkan di RCTI. Beberapa acara audisi di media televisi
sering saya lewatkan, karena hanya melahirkan artis dadakan yang kemudian
segera menghilang. Tapi ketika secara iseng membaca berita tentang fenomena
Fatin yang di situ ada link video youtubenya, membuat saya terkesima, dan dalam
dua hari terakhir ini saya selalu memburu berita-berita tentang Fatin. Karakter
suaranya benar-benar memukau, hingga Ahmad Dhani pun menyebutnya mirip suara
Cindy Lauper, yang terkenal sekitar tahun 1985 dengan hitsnya Time After Time.
Karakternya yang apa adanya dan nampak malu-malu, cantik dan berjilbab, menjadi
nilai tambah yang mengundang banjir simpati untuk Fatin.
Fakta
tentang banjir simpati itu bisa dilihat dari:
- Melonjaknya follower akun Twitter Fatin hingga mencapai 36.000 follower.
- Bermunculannya puluhan fanpage Fatin di Facebook.
- Banyak bermunculan video klip tentang Fatin di youtube. Salah satu versi telah mencapai lebih dari 575.000 view.
- Bahkan Bruno Mars pun dibuat terkesima dan menayangkan video Fatin di situs resminya.
- Banyak berita dan ulasan tentang Fatin di situs berita online maupun di blog-blog.
- Pada Fase Boot Camp di X-Factor Indonesia, ketika tampil kurang gemilang, bahkan salah lirik, Fatin tetap banjir dukungan.
Bagi
saya, Fatin sendiri adalah magnet yang sangat kuat bagi ajang X-Factor
Indonesia, sehingga popularisnya jauh melebihi ajang audisi sebelumnya seperti
Indonesian Idol dan AFI. Bahkan lebih berbobot dari Indonesia Mencari Bakat,
yang telah melahirkan dancer cilik Brandon yang fenomenal. Bahkan dari Fatin
ini, membuat saya penasaran ingin tahu lebih banyak tentang Bruno Mars. Lagu
Grenade memang sebelumnya pernah dengar, tapi tidak begitu memperhatikan,
karena saya lebih suka lagu-lagu lawas. Tapi sekarang, saya jadi bersemangat
cari lagu-lagu Bruno Mars.
Kini,
di usianya yang masih sangat muda, Fatin telah menjadi bintang. Fatin memang
tergolong menghebohkan sebagai remaja yang belum menjadi siapa-siapa di pentas
musik. Jangankan di pentas internasional, di pentas musik Tanah Air saja, Fatin
baru ikut audisi calon peserta The X-Factor Indonesia. Ini baru langkah
awal, masih beberapa tahap yang harus dilalui Fatin. Kita doakan semoga Fatin
sukses di ajang X-Factor Indonesia, dan terwujud apa yang dicita-citakannya,
sebagaimana disampaikan sebelum tampil menyanyikan lagu Grenade.
Pertanyaannya,
akan kemanakah langkah Fatin kelak? Diyakini bahwa ajang audisi semacam
X-Factor ini menjadi kesempatan emas untuk meniti jalan menjadi bintang baru.
Apakah Fatin akan mengikuti jejak itu? Jika bukan Fatin, pasti akan saya jawab
iya. Tapi melihat Fatin, yang masih pelajar, cantik, lugu, berprestasi dan
berjilbab, membuat saya memikirkan beberapa kemungkinan. Mari kita bahas
kemungkinan-kemungkinan itu.
- Fatin akan menjadi penyanyi terkenal dan profesional seperti Agnes Monica. Profesionalitas dan ambisi Agnes Monica tak diragukan lagi. Ia ingin menjadi artis yang mendunia. Segala upaya dilakukan, termasuk mengikuti alur koreografi yang dibuat oleh sutradara klip videonya, yang kadang menyelipkan adegan sensual. Penampilannya memang total, tapi saya jadi kehilangan kelucuan Agnes ketika masih jadi penyanyi cilik, ketika menyanyikan lagu “Yess” bersama Eza Yayang.
- Fatin akan menjadi penyanyi dengan aliran musik yang terbatas penggemarnya, namun berkesempatan luas mengeksplorasi kemampuan vokalnya. Dalam hal ini saya membayangkan, dengan khas suara seraknya, Fatin akan menjadi menjadi penyanyi jazz. Saya jadi teringat penyanyi jazz Indonesia yang terkenal seperti Ermy Kulit, Januari Christy atau Andien.
- Fatin akan menjadi penyanyi yang berkarakter dan memiliki visi yang kuat. Terpelajar, sederhana dan berjilbab, itulah alasan saya untuk poin ini. Saya membayangkan Fatin akan menjadi penyanyi yang menyuarakan visi tertentu, misalnya tentang alam dan kritik sosial. Ully Sigar Roesady dan Rita Ruby Hartland adalah contoh yang bagus untuk penyanyi wanita. Sedangkan Iwan Fals, Ebiet G Ade dan Franky Sahilatua adalah contoh bagus untuk penyanyi pria pada karakter ini.
- Fatin akan menjadi penyanyi yang terpandang, namun tetap menyelesaikan jenjang akademiknya. Setelah mencapai puncak popularitasnya, Fatin akan kembali ke dunia profesi atau pengabdian yang diminatinya. Dalam hal ini saya membayangkan Fatin akan mengikuti jejak Tika Bisono yang akhirnya menekuni profesinya sebagai psikolog. Atau juga seperti Neno Warisman yang menjadi pemerhati pendidikan anak. Dua-duanya, baik Tika Bisono maupun Neno Warisman juga sering diundang sebagai pembicara pada berbagai seminar.
- Fatin tidak akan menjadi bintang dan ia lebih mengutamakan jalur akademiknya. Melihat karakter Fatin yang pemalu, terpelajar dan berjilbab, terlebih ketika melihat profil ibunya yang tampil ke panggung mendampingi Fatin, terpikir oleh saya akan kemungkinan ini. Bagi saya, profil keluarga seperti keluarga Fatin ini cenderung menempatkan prinsip keluarga sebagai faktor utama dalam meniti karirnya. Seperti diketahui, dunia artis sangat erat dengan dunia materi, dunia gosip dan fenomena pergaulan yang merusak sendi-sendi keluarga.
Nah,
akan kemanakah Fatin kelak dalam meniti karirnya. Kita semua bisa berharap,
namun Fatin sendiri yang akan menentukan masa depannya.
Dibalik Sukses Fatin Shidqia, Timbulkan Dampak Negatif
Namun dibalik kesuksesannya tersebut, bisa saja menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan serta psikologinya, terlebih lagi, usia Fatin yang masih terbilang sangat remaja. Psikolog sekaligus pemerhati anak, Seto Mulyadi mengatakan, kondisi kejiwaan seorang anak yang secara umur belum terlalu matang akan menimbulkan masalah dikemudian hari.
Ketenaran yang datang secara tiba-tiba akan membuat seorang anak menjadi percaya diri secara berlebihan, sehingga muncul sifat angkuh, tidak mau kalah, yang bisa berujung pada depresi bila nantinya ketenaran yang dapatkannya tidak sesuai harapan sebelumnya.
"Ini yang harus menjadi perhatian dari orang dewasa, terutama orang tua, keluarga serta lingkungan terdekat. Mereka harus terus membimbing anak atau remaja tersebut sampai benar-benar dewasa," ujar pria yang biasa dipanggil Kak Seto tersebut.
Ketenaran juga jangan sampai menimbukan tekanan psikis dalam diri remaja, sehingga yang awalnya percaya diri, lama kelaman malah menjadi unconfident, sehingga mempengaruhi hubungan dengan teman dan lingkungan sekitarnya.
"Sosialisasi serta interaksi terhadap teman sebaya juga perlu dijaga, jangan sampai hanya disibukkan kegiatan syuting, menyanyi dan lain-lain sehingga remaja ini lupa bahwa dia juga masih harus menempuh pendidikan dan berkumpul bersama teman-temannya sebayanya," lanjutnya.
Bagaimana pun juga, suatu ajang pencarian bakat, dapat menjadi peluang bagi para remaja unjuk kebolehan dan menjadi peluang bagi mereka yang berbakat agar bisa muncul dan dikenal oleh masyarakat. Namun, perlu adanya batasan-batasan sehingga seorang remaja juga tetap dapat melewati masa remaja pada umumnya.
"Semua harus seimbang sehingga bakatnya dapat terus berkembang, namun tidak juga melupakan kehidupan sosialnya," pungkasnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar